Bisnis.com, JAKARTA — Badan Restorasi Gambut (BRG) menyebutkan pihaknya telah menerima rencana dari sejumlah perusahaan untuk melakukan restorasi 3 juta hektare lahan gambaut selama 5 tahun hingga 2020.
Nazier Foead, Kepala BRG menyebutkan semenjak badan ini dibentuk pada 2016, pihaknya ditargetkan oleh pemerintah untuk memulihkan lahan gambut hingga 2,5 juta hektare (ha). Rinciannya pemulihan lahan nonkonsensi seluas 1,1 juta ha serta lahan konsensi perusahaan 1,4 juta ha.
“Realisasi pemulihan lahan yang non-konsesi dalam 3 tahun sudah 61,7%. Kemudian yang di lahan konsesi sudah ada hampir 3 juta ha lahan perusahaan yang telah melaporkan rencana pemulihan dan sedang menjalankannya,” kata Nazier di Istana Wakil Presiden Jakarta, Senin (1/4/2019).
Jika dirinci lebih lanjut, jelas Nazief, untuk lahan non konsensi seluas 1,1 juta ha yang menjadi tanggung jawab langsung BRG untuk dipulihkan, dalam 3 tahun terakhir telah berhasil dipulihkan sebanyak 679.000 ha. Sedangkan sisanya seluas 421.000 ha ditargetkan dapat direstorsi dalam waktu 2 tahun.
“Dari [target pembasahan] lahan non konsesi 1,1 juta ha kita telah membasahi 679.000 ha, jadi masih punya hutang 400.000 ha tahun ini dan tahun depan,” kata Nazief.
Nazief menyebutkan lahan yang akan diulihkan ini terdapat di 7 provinsi. Pihaknya membangun sekat, kanal, membuat tali air hingga pembuatan sumur bor guna memastikan lahan tetap dalam keadaan basah.
Selain itu BRG bersama kementerian terkait melakukan penghutanan kembali untuk lahan-lahan yang sebelumnya berfungsi sebagai hutan.
“Kami juga sosialisasi ke masyarakat untuk menjaga. Agar tidak membakar gambut. Kami juga membantu masyarakat untuk bertani tanpa membakar [ketika membuka lahan]. Kita juga melibatkan rohaniawan untuk mendorong secara spiritual psikologi agar petani menjaga gambut,” katanya.