Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Siti Tegaskan Perlu Penanganan dari Hulu ke Hilir untuk Atasi Sampah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyebut sampah yang berada di perut seekor paus hingga mati terdampar di Pulau Wakatobi berasal dari sampah darat.
Paus terdampar di Perairan Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi ditemukan Minggu (18/11/2018)./http://ksdae.menlhk.go.id
Paus terdampar di Perairan Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi ditemukan Minggu (18/11/2018)./http://ksdae.menlhk.go.id

Bisnis.com, PALEMBANG – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyebut sampah yang berada di perut seekor paus hingga mati terdampar di Pulau Wakatobi berasal dari sampah darat.
 
"Sampah itu asalnya dari darat, bahkan 80% dari darat. Oleh karena itu, menyebutnya sampah laut bukan sampah di laut. Ini [sampah] harus ada penanganan dari hulu dan hilir,” katanya di sela-sela kunjungan peninjauan hutan sosial di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), Rabu (21/11/2018).
 
Menurut Siti, terdapat hingga 9 juta ton sampah per tahun yang mayoritas berada di darat. Sehingga, perlu penanganan serius untuk menyelesaikan masalah sampah.
 
Berdasarkan laporan dari Balai Lingkungan Hidup di Pulau Wakatobi, penyebab kematian paus yang terdampar itu masih akan diteliti.
 
"Saya minta agar terus diteliti karena hal ini akan diteliti oleh Akademi Perikanan dan Kelautan. Memang ada sekitar 6 kilogram (kg) sampah dalam perut paus itu. Itu cukup signifikan,” sebutnya.
 
Siti melanjutkan paus turut mengonsumsi ubur-ubur. Namun, bisa jadi sampah bening dianggap sebagai ubur-ubur oleh paus tersebut sehingga akhirnya ikut dimakan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan penanganan sampah bisa dimulai dari pembersihan di sungai. Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dipandang termasuk rajin dalam memelihara lingkungan dan kebersihan sungai sehingga kota tersebut menjadi salah satu dari 26 kota di Indonesia yang menjadi prioritas kebersihan sampah sungai dan pantai.
 
"Ini akan lebih diintensifkan lagi kebersihannya. Kami sudah teliti di 18 kota, saya sudah minta Direktur Jenderal (Dirjen) terkait untuk cek kondisi sungainya dan hasilnya bagus. Tapi saya rasa kurang, perlu lebih banyak sungai lagi. Rencananya, pada 2025 sudah bisa ditangani permasalahan sampah, baik di sungai maupun di laut,” paparnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper