Bisnis.com, JAKARTA – AS dipastikan akan menjadi motor utama penggerak ekonomi global pada tahun ini, setelah negara-negara di Uni Eropa, Asia, dan negara-negara berkembang menghadapi sejumlah tantangan.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi AS berada dalam waktu terbaiknya.
Kepala Ekonom Natixis Patrick Artus menyampaikan dengan situasi pertumbuhan di negara selain AS seperti saat ini, maka saat perekonomian AS sedikit melemah efeknya akan segera terasa. Efek-efek tersebut misalnya pada harga saham, suku bunga, arus modal, nilai tukar, dan perdagangan global.
“Pelemahan pada pertumbuhan ekonomi AS tidak terhindarkan saat tingkat ketenagakerjaan di negara tersebut sudah jenuh,” tuturnya seperti dilansir Reuters, Sabtu (29/9/2018).
Pada pekan ini Negeri Paman Sam baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,2% pada kuartal II/2018, didorong terutama oleh belanja konsumen. Sejumlah indikator ekonomi AS pun sejalan dengan harapan Pemerintahan Donald Trump.
Dalam sebuah catatan riset yang dikeluarkan oleh perkumpulan beberapa bank di Inggris, disebutkan bahwa kendati saat ini perekonomian AS kian solid, masih sulit untuk memprediksi kondisi dalam jangka panjang.
“Ekspansi pada sektor fiskal akan sulit dipertahankan tanpa adanya lompatan signifikan pada investasi untuk mempertahankan potensi pertumbuhan ekonomi. Tanpa investasi, perekonomian AS akan berisiko mengalami hard landing pada 2020,” ungkap hasil riset tersebut.
Masih ada beberapa data perekonomian yang akan terbit pada pekan depan yaitu data manufaktur di Uni Eropa (UE) dan AS pada Senin (1/10) serta survey sektor jasa yang akan dipublikasikan pada Rabu (3/10).
Pada Jumat pekan depan, AS akan mengeluarkan data tenaga kerja, yang akan menjadi indikator pada standar upah negara tersebut.