Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fraksi PKS Nilai Pemerintah Gagal Penuhi Target Pertumbuhan Ekonomi

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengkritisi pemerintah karena dinilai gagal dalam mewujudkan akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Suasana Sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/10)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Suasana Sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/10)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA -- Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengkritisi pemerintah karena dinilai gagal dalam mewujudkan akselerasi pertumbuhan ekonomi.

Hal itu disampaikan dalam Sidang Paripurna yang membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019, dengan agenda pembacaan pandangan fraksi-fraksi.

Juru Bicara Fraksi PKS Adang Sudrajat menilai pemerintah gagal mewujudkan janji kampanyenya. Saat berkampanye, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjanjikan pertumbuhan ekonomi 7,9%.

"Target pertumbuhan ekonomi 2019 ditargetkan 5,3%, menurun dari target APBN 2018 yang sebesar 5,4%. Hal ini menunjukkan pemerintah semakin tidak optimistis memenuhi janji-janjinya," ungkapnya dalam pemaparan di Sidang Paripurna, Selasa (28/8/2018).

Menurut Adang, pemerintah telah gagal memenuhi janji meroketnya pertumbuhan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Nawacita. Sementara itu, RJPMN disebut sebagai janji politik terhadap masyarakat dengan target 7,9%.

"Adapun realisasinya rata-rata hanya 5%, sehingga ada jarak 2% lebih," imbuhnya.

Target pertumbuhan pun dipandang selalu meleset setiap tahun. Pada 2015, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,7%, sedangkan realisasinya 4,8%. Pada 2016, dari target 5,3% realisasinya 5%.

Kemudian, pada 2017 pertumbuhan ekonomi dipatok 5,2% dan realisasinya 5,1%. Pada 2018, target pertumbuhan ekonomi ditetapkan 5,4%, tapi outlook hanya di level 5,2%.

"Hal ini menunjukkan pemerintah gagal mencapai target pertumbuhan ekonomi di kedua target tersebut," tegas Adang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper