Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan pengelola mal tetap optimistis meski saat ini digempur oleh beragam toko online atau e-commerce.
"Ya, harus optimis. Apalagi, saya dapat informasi penjualan ritel semester I/2018, termasuk departemen store mulai naik," ujarnya ketika ditemui saat pembukaan Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2018 pada Minggu (12/8/2018).
Dia mengungkapkan para pengelola pusat belanja dan toko (tenants) harus kreatif dan gencar melakukan berbagai strategi penjualan. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain memaksimalkan promosi di media sosial, dan menawarkan diskon.
Terkadang konsumen ingin beli online, tetapi sulit memastikan ukuran yang pas. Ini yang membuat online shop justru buka showroom di mal
Menurutnya, acara seperti FJGS juga dapat menarik minat konsumen untuk datang dan berbelanja di mall secara langsung, bukan sekadar di e-commerce.
"FJGS dengan promo diskon demikian besar bisa jadi stimulus, asal acaranya dikemas bagus. Kalau pengelola mal atau tenant diam saja, siap-siap digilas online shop," ujar Ridwan.
Senada dengan Ridwan, Ketua APPBI DKI Jakarta Ellen Hidayat menilai masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di kota besar, tetap memerlukan mal untuk rekreasi.
Menurutnya, pemain offline saat ini mulai merambah saluran online tanpa harus menutup tokonya di pusat belanja modern. Bahkan, sekarang pemilik online shop sudah membuka toko offline di mal-mal besar di Jakarta.
"Fenomena ini terjadi paling banyak di sektor fesyen. Terkadang konsumen ingin beli online, tetapi sulit memastikan ukuran yang pas. Ini yang membuat online shop justru buka showroom di mal," ungkapnya.