Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia didapuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Asean Coordinating Center for Animal Health and Zoonosis (ACCAHZ) Preparatory Committee ke-14 pada 2018 selama 3 hari kedepan, 27-30 Juni 2018.
Komite tersebut dihadiri oleh seluruh perwakilan negara anggota Asean dan FAO Regional Asia Pacific.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan bahwa pembentukan komite ACCAHZ tergolong penting sebagai manifestasi tekad dan komitmen Asean dalam melindungi kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan.
Pada kesempatan yang sama, Ketut mengatakan diperlukan pengaturan lebih lanjut terkait hal-hal teknis seperti pengaturan prosedur ROP (Rule of Procedures), perjanjian Host Country, deposit anggaran, pengaturan keuangan serta pengaturan Governing Board sebagai pengambil keputusan dalam kerangka ACCAHZ.
"Bertindak sebagai tuan rumah, Indonesia mengambil tanggungjawab terhadap business arrangement and office conduct, yang akan menjadi salah satu chapter dalam dokumen ROP," katanya pada Rabu (27/6/2018).
Diarmita mengatakan kesepakatan Asean melalui ACCAHZ bertujuan meningkatkan kerjasama teknis dan perdagangan yang saling menguntungkan dengan komitmen dan perencanaan serta implementasi yang baik.
Indonesia mempertahankan status bebas penyakit hewan tertentu yang dipandang strategis oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) antara lain penyakit Mulut dan Kuku, Sapi Gila dan Rinderpest.
"Hal tersebut merupakan nilai lebih bagi Indonesia dalam upaya pengendalian penyakit serta jaminan keamanan produk hewan di wilayah Asean, sehingga dapat meyakinkan dan memperlancar proses ekspor hewan dan produk hewan ke negara-negara di kawasan Asean," katanya.
Lebih lanjut Ia katakan bahwa melalui berbagai kesempatan internasional maupun regional, Indonesia secara konsisten memberikan informasi terkait jaminan keamanan dan kesehatan hewan, serta produknya yang akan di ekspor guna menembus dan memperlancar hambatan/barier lalulintas perdagangan.
Menurutnya, pada saat ini masalah kesehatan hewan dan keamanan produk hewan menjadi isu penting dalam perdagangan internasional dan seringkali menjadi hambatan dalam menembus pasar global.