Bisnis.com, JAKARTA – Hari ini, Kamis (24/5//2017, Perry Warjiyo diambil sumpahnya sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2018-2023 oleh Ketua Mahkamah Agung RI hari ini, Kamis (24/5/2018) pukul 10.00 WIB.
Sumpah jabatan akan langsung dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali di Ruang Prof. Dr. Kusuma Atmadja Tower MA RI, Medan Merdeka Utara, Jakarta.
Gubernur BI 2013-2018 Agus D.W. Martowardojo, Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara, serta jajaran Deputi Gubernur, dan seluruh pejabat BI akan menyaksikan acara pengambilan sumpah jabatan tersebut.
Setelah pengambilan sumpah, serah terima jabatan akan dilakukan dari Mirza Adityaswara kepada Perry Warjiyo. Hal ini dilakukan mengingat masa jabatan Agus D.W. Martowardojo sebagai Gubernur BI telah selesai pada 23 Mei 2018.
Usai diambil sumpahnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menerima ucapan selamat dari sejumlah menteri, serta pejabat pemerintah.
Hadir memberikan selamat Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri PAN-RB Asman Abnur.
Selain itu, Mantan Gubernur Boediono turut memberikan ucapan selamat bersama dengan Ketua OJK Wimboh Santoso, Ketua LPS Halim Alamsyah.
Perry Warjiyo resmi dilantik sebagai Gubernur BI 2018-2023 melalui Kepres no.70/P/2018 tanggal 16 April 2018.
Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi berharap agar kebijakan yang diambil Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jangka panjang lebih mengarah stabilisasi rupiah.
"Untuk jangka panjang ya jaga inflasi dan moneter. Dan jangan cepat juga menaikkan interest rate, susah juga pengusaha. Kalau lama-lama ongkos kita naik juga," katanya di Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Pengusaha senior itu melanjutkan bahwa BI dan pemerintah harus mengambil kebijakan yang paling baik.
"Kita harus lihat bagaimana cara yang paling baik, apakah menaikkan interest rate atau biarkan interest rate dengan nilai tukar Dolar Rp14.200. Sebab kalau intervensi terus ya habis devisa kita dan sekarang ekspor kita lebih rendah dari impor. Ini soal yang tidak gampang tapi harus dilakukan," imbuhnya.
Bisnis.com, JAKARTA – Ustad Yusuf Mansyur, pendiri PayTren, mengenal sosok Gubernur Perry Warjiyo sebagai sosok yang religius.
"Ini penting untuk seorang pejabat harus dekat dengan yang maha tinggi," ungkapnya.
Melalui kedekatan dengan Yang Maha Esa, dia yakin urusan Perry Warjiyo dalam memimpin dan berkoordinasi dengan pemerintah dimudahkan.
Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menilai latar belakang dan pengalaman Perry Warjiyo akan menjadi bekal yang mencukupi untuk mengatasi persoalan gonjang-ganjing nilai tukar.
"Perry Warjiyo ini orang yang berpengalaman, jadi saya tidak melihat lagi dia tidak menguasai. Dia sudah tahu masalahnya terutama bagaimana menyelesaikan hal seperti saat ini gonjang-ganjing Dolar, menjaga devisa kita, bagaimana menjaga twin deficit, ini tugas Pak Perry," ujarnya.
Kendati begitu, lanjut Sofjan Wanandi, sinergi antara pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya harus terus diperkuat agar kebijakan yang diambil lebih ampuh.
"Ini yang harus kita bantu juga, gak bisa Pak Perry sendiri karena ini kan kombinasi antara kebijakan moneter dan fiskal. Tidak bisa sendiri," tuturnya.
Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sebelum pelantikannya hari ini, Kamis (24/5/2018).
Perry menuturkan pertemuan dengan presiden membahas mengenai berbagai hal terkait masalah ekonomi.
"Saya sepakat untuk memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan BI untuk memperkuat stabilitas dan mendorong pertumbuhan," ungkap Perry, Kamis (24/5/2018).
Dalam hal ini, dia menambahkan BI akan mendorong koordinasi fiskal dan moneter.
Menurutnya, kombinasi moneter dan fiskal bisa menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan.
Selain itu, dia mengungkapkan hal yang tidak kalah penting, yakni koordinasi untuk memperkuat akselerasi sektor riil.
"Baik mendorong pertumbuhan maupun mengatasi defisit transaksi berjalan."
Merespon hal tersebut, Perry mengungkapkan presiden menekankan untuk menjunjung independensi BI dalam menjalankan mandat BI.
Selama ini, BI memegang independensi dalam konteks interdipendensi.
"Yaitu kordinasi fiskal dan sektor riil akan diperkuat termasuk kordinasi BI dgn OJK untuk perkuat stabilitas sistem keuangan," kata Perry.
Dalam waktu dekat, BI akan berkoordinasi baik dengan OJK dan Kementerian Keuangan serta perbankan dan dunia usaha.
Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto juga berharap arah kebijakan BI di bawah kepemimpinan Perry Warjiyo dapat menenangkan pasar.
"Harapan kami pastinya lebih baik. Mudah-mudahan semuanya jadi lebih baik," katanya di Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Terkait arah kebijakan suku bunga, Suprajarto berharap BI dapat menahan untuk tidak menaikkan suku bunga kebijakan.
"Harapan saya tidak naik lagi ya karena kemarin sudah ideal sebenarnya."
Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan inflasi Indonesia akan mencapai 3,6% pada akhir tahun 2018.
Menurut, Perry inflasi ini cukup rendah dan sesuai sasarannya di kisaran 3-3,5%.
"Bahkan inflasi intinya cukup rendah. Terakhir 3,2%," ungkap Perry, Kamis (24/5).
Dengan demikian, dia menegaskan inflasi tahunan relatif terjaga hingga akhi 2018.
Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai Perry adalah sosok yang tepat menjadi Gubernur BI.
Menurutnya, selain berasal dari internal BI, Perry juga memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni di bidang moneter.
"Selain itu dia bukan sekadar moneteris, dia orang yang punya perhatian kepada UKM. Di dalam BI dia orang yang perhatian kepada pegawai. Orang yang menurut saya cukup komplit," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Darmin berharap kerja sama antara pemerintah dan BI akan menjadi makin lancar dan akan makin kuat.
Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang baru dilantik menegaskan pandangannya ke depan yang lebih pro stabilitas dan pro pertumbuhan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan dirinya akan mendorong lima instrumen dalam mendorong pro pertumbuhan dan pro stabilitas ini.
"Satu instrumen kami prioritaskan untuk menjaga stabilitas," kata Perry, Kamis (24/5).
Sementara itu, empat instrumen lain adalah untuk mendorong pro pertumbuhan.
Pertama, relaksasi kebijakan makroprudensial. Perry mengatakan hal ini akan dilakukan dengan mendorong sektor perumahan karena sektor ini adalah 'leading' dalam pertumbuhan ekonomi.
Kedua, percepatan pendalaman pasar keuangan, khususnya pembiayaan infrastruktur melalui surat utang dan saham.
Ketiga, kebijakan sistem pembayaran yang mendukung strategi nasional untuk ekonomi dan keuangan digital, termasuk pengembangan fintech, GPN dan bantuan sosial.
Keempat, penguatan akselerasi pengembangan industri syariah, baik industri halal dan sektor keuangan syariah, maupun riset, edukasi dan regulasinya serta kampanye gaya hidup halal.
"Kami akan memprioritas mandat prostabilitas dan mencari celah untuk mendukung prostabilitas," tegas Perry.
Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Gubernur BI yang baru Perry Warjiyo memiliki kredibilitas dan mampu memberikan kepemimpinan yang menenangkan masyarakat pasar.
"Saya siap bekerja sama secara penuh dan giat sama pak Perry dan pemerintah akan terus melakukan kebijakan yang merespon kondisi yang ada," kata Sri Mulyani di gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Dia melanjutkan, dengan situasi dan kondisi saat ini, kebijakan yang diambil harus fokus pada stabilitas.
"Sehingga tidak menimbulkan situasi yang tidak sustainable. Jadi fokus bersama-sama dengan BI adalah menciptakan stabilitas dalam menjaga keberlangsungan."
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo berharap Gubernur BI yang baru Perry Warjiyo mampu mengambil kebijakan jitu untuk mengatasi kondisi pelemahan rupiah.
"Tentunya Pak Perry sudah berpengalaman dan transisinya akan lancar, harapannya dia pasti merespsons kondisi sekarang secara cepat," katanya di gedung MA, Jakarta, Kamis (24/5/2018).
"Saya yakin Pak Perry dengan pengalamannya dan beliau sekarang sudah ada di tim BI, tentunya pasti sudah paham situasi pasar dan bisa memberikan ketenangan di pasar, memberikan kebijakan yang pas untuk merespons pelemahan rupiah."
Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah berharap kerja sama antara BI dengan LPS dan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan semakin erat dan lancar dengan disahkannya Gubernur BI yang baru Perry Warjiyo.
"Tentu kami sangat gembira menyambut bapak Perry sebagai Gubernur BI yang baru. Kita berharap kerja sama antara BI dengan LPS maupun dengan anggota KSSK yang lain semakin baik dan lancar. Di tengah ketidakpastian yang kita hadapi ini tentu koordinasi yang makin erat akan makin diperlukan," kata Halim di gedung Mahkamah Agung (MA) Jakarta.
Dia juga menyatakan LPS akan menyambut baik semua langkah yang ditempuh BI untuk menstabilkan situasi rupiah yang volatil saat ini.
"Kami di LPS juga sedang bersiap-siap untuk mereview stance LPS rate yang lebih tepat."
Perry Warjiyo menegaskan tiga langkah stabilisasi nilai tukar yang terdepresiasi hingga ke kisaran Rp14.200.
Pertama, BI akan mengambil langkah pencegahan (preemptive), front loading, dual intervention dan lebih mengarah ke depan (ahead the curve).
"Kedua kami akan melakukan koordinasi dengan OJK dan ketiga, kami melakukan pertemuan dengan perbankan dan dunia usaha," kata Perry.
Dengan tiga hal ini, dia yakin Indonesia bisa melalui tantangan yang ada saat ini dan ke depannya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso sangat berharap kehadiran Perry mampu memberikan kontribusi untuk stabilitas ekonomi dan sistem keuangan.
“Kami berharap dengan Gubernur BI yang baru ini bisa lebih menberikan kontribusi terkadap stabilitas ekonomi dan sistem keuangan. Dan kita tunggu gebrakan-gebrakan yang akan dilakukan.”
Dia menilai saat ini kondisi yang perlu sekali kebijakan-kebijakan terutama di sektor moneter. “BI ini perlu segera bisa memberikan dampak positif terhadap volitilitas yang akhir-akhir ini menjadi perhatian kita.”
Gubernur BI periode 2018—2023 juga diharapkan mampu meredam dampak kebijakan suku bunga The Fed.
“Dengan normalisasi kebijakan suku bunga di AS tentunya ini yang harus kita minimalkan dampak negatifnya terhadap volatilitas di sektor keuangan dan ekonomi Indonesia. Stabilitas sistem keuangan harus terjaga dan kita harapkan gebrakannya akan berdampak positif.”
Bisnis.com, JAKARTA – Para bankir banyak menaruh harapan kepada Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia. Direktur Keuangan Bukopin Adhi Brahmantya berharap Perry meneruskan kebijakan yang sudah ada.
“Harapan kami beliau akan melanjutkan yang sudah ada di business plan Bank Indonesia untuk sisa tahun ini.”
Adhi sangat berharap kehadiran Perry bisa segera memulihkan nilai tukarrupiah.”Beliau expert sekali di bidang makroprudensial harapannya dollar bisa back to normal lagi.”
Mengenai kebijakan suku bunga, Adhi berharap tidak ada kenaikan.” Until BI 7 Days Reverse Repo Rate harapannya jangan naik lagi, kalau naik lagi nanti efeknya kemana-mana.”
Bisnis.com, JAKARTA – Setelah pengambilan sumpah, serah terima jabatan dilakukan dari Mirza Adityaswara kepada Perry Warjiyo. Hal ini dilakukan mengingat masa jabatan Agus D.W. Martowardojo sebagai Gubernur BI telah selesai pada 23 Mei 2018.
Hingga menunggu pengucapan sumpah, kursi jabatan Gubernur BI diserahkan terlebih dahulu kepada Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara.
Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman mengungkapkan penyerahan kursi jabatan Gubernur BI ini harus segera dilakukan mengingat masa jabatan Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo selesai pada 23 Mei 2018.
Dia menegaskan peralihan kepemimpinan tersebut merupakan prosedur standar di dalam bank sentral
Pengucapan sumpah jabatan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2018-2023 telah dilakukan di hadapan Ketua Mahkamah Agung RI, Kamis (24/5/2018) pukul 10.00 WIB.
Sumpah jabatan akan langsung dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali di Ruang Prof. Dr. Kusuma Atmadja Tower MA RI, Medan Merdeka Utara, Jakarta.
Berikut ini bunyi lengkap sumpah yang diucapkan oleh Perry:
Demi Allah saya bersumpah bahwa saya untuk menjadi gubernur Bank Indonesia langsung atau tidak langsung dengan nama atau dalih apapun, tidak memberikan sesuatu kepada siapapun juga.
Saya bersumpah bahwa saya dalam melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatan ini tidak akan menerima sesuatu janji dalam bentuk pemberian atau apapun.
Saya bersumpah bahwa saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban Gubernur Bank Indonesia dengan sebaik-baiknya dan rasa tanggungjawab.
Saya bersumpah bahwa saya akan setia terhadap negara konstitusi dan haluan negara.