Bisnis.com, PALEMBANG – Pabrik Pupuk Sriwijaya IIB milik PT Pupuk Sriwidjaja akhirnya diresmikan setelah beroperasi sejak 2017 lalu untuk meningkatkan efisiensi perusahaan sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
Peresmian pabrik milik anak usaha PT Pupuk Indonesia itu dilakukan langsung
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno di Palembang, Jumat (11/5/2018).
Pabrik baru ini memiliki kapasitas produksi sebesar 907.500 ton urea per tahun dan 660.000 ton amoniak per tahun.
Menteri Rini mengatakan Pabrik Pusri IIB dibangun sebagai bagian dari program revitalisasi industri pupuk nasional.
"Revitalisasi adalah salah satu upaya Pupuk Indonesia untuk terus meningkatkan kinerja dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan daya saing," katanya hari ini Jumat (11/5/2018).
Dia menjelaskan konsep revitalisasi yang diterapkan yakni mengggantikan pabrik-pabrik yang kurang efisien dengan pabrik baru yang hemat energi, ramah lingkungan dan efisien.
Sementara itu Direktur Utama PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro mengatakan pabrik ini juga menggunakan bahan bakar batu bara untuk pembangkit steam dan listrik sehingga mengurangi ketergantungan terhadap gas bumi.
"Konsumsi gas Pusri IIB jauh lebih efisien dibanding pabrik Pusri 2 yang digantikannya," katanya.
Dia mengemukakan konsumsi gas Pusri IIB sebesar 24 MMBTU per ton urea, lebih rendah dibandingkan pabrik Pusri II, dengan konsumsi gas mencapai 37 MMBTU per ton urea.
Pabrik ini dibangun konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo (Jepang), dengan total biaya investasi Rp8,5 triliun.
Selain Pusri IIB, peresmian di Palembang ini juga menjadi simbolik dari beroperasinya Pabrik Kaltim-5 di PT Pupuk Kaltim, Bontang dan Pabrik Amurea 2 di Petrokimia Gresik.
Hadir pula dalam rangkaian kegiatan ini Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas asikin Idat beserta jajaran direksi PT Pusri.