Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag Beberkan Dampak Positif dan Negatif Revisi Cuti Bersama Lebaran

Kementerian Perdagangan menilai rencana revisi cuti bersama lebaran tahun ini dari empat hari menjadi tujuh hari memiliki dampak positif dan negatif di beberapa sektor industri.
Antrean kendaraan arus balik Lebaran di ruas tol Cikampek KM 67, Jawa Barat, Minggu (2/7/2017)./Bisnis-Dedi Gunawan
Antrean kendaraan arus balik Lebaran di ruas tol Cikampek KM 67, Jawa Barat, Minggu (2/7/2017)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perdagangan menilai rencana revisi cuti bersama lebaran tahun ini dari empat hari menjadi tujuh hari memiliki dampak positif dan negatif di beberapa sektor industri.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan efek positif ibur panjang selama lebaran terhadap sektor perdagangan akan terasa pada bergairahnya sektor ritel, terutama di daerah.

“Demikian halnya dengan sektor pariwisata. Namun, daya konsumsi tersebut juga akan tergantung pada apakah tunjangan hari raya bagi para pekerja diberikan tepat waktu atau tidak,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (1/5/2018) malam.

Karyanto juga menyoroti efek negatif yang perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha dan produsen. Menurutnya, produktivitas pabrik akan terganggu, padahal permintaan akan melonjak terutama untuk produk makanan dan minuman serta produk tertentu lainnya.

“Jika tidak dikendalikan dengan baik akan mempengaruhi inflasi. [Untuk] Mengantisipasi lonjakan permintaan, kami sudah meminta pelaku usaha menambah kapasitas produksi dan melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga yang bergerak di jalur distribusi.”

Seperti diketahui, dalam SKB Tiga Menteri yang ditetapkan pada 22 September 2017, telah ditetapkan cuti bersama sebanyak empat hari yaitu 13,14,18,19 Juni 2018.

Kemudian, pemerintah berencana menambah tiga hari cuti bersama pada 11-12 Juni 2018 dan 20 Juni 2018 sehingga total cuti bersama menjadi tujuh hari. Pertimbangannya, untuk memberikan waktu libur yang lebih lama dan guna mengurai kemacetan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper