Bisnis.com, JAKARTA -- Pasca pelonggaran aturan makroprudensial dan aturan Giro Wajib Minimum yang akan membantu likuiditas perbankan untuk menyalurkan kredit, Bank Indonesia berharap sektor riil tidak ragu-ragu dalam melakukan investasi di tahun politik sehingga pertumbuhan kredit dapat kembali pulih.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menegaskan bank sentral mendorong sektor rill untuk tidak ragu dan terus optimis dalam dua tahun politik ini, 2018 dan 2019.
"Bagi teman-teman korporasi dan sektor riil lakukan ekspansi seperti biasa. Jangan ditunda-tunda," kata Mirza, Jumat (8/4/2018).
Dia menambahkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait dengan kegiatan politik. Pasalnya, Indonesia telah mengalami pemilihan umum langsung yang damai dalam beberapa tahun belakangan.
Dalam tataran kebijakan, dia juga menegaskan kebijakan moneter bank sentral sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus melakukan deregulasi. Bahkan, pemerintah tengah menyiapkan aturan tax holiday dan tax allowance yang lebih baik lagi.
"Sisi moneternya juga memfasilitasi tinggal riil sectornya mendorong."
Ketika disinggung mengenai sisi permintaan yang landai, dia mengatakan kuncinya ada di sektor riil. Sektor riil harus tetap optimistis karena bank sentral masih melihat tren pemulihan ekonomi yang akan berlanjut.
Mirza meyakini pemulihan ini akan terlihat pada kuartal pertama dan berlanjut ke kuartal kedua hingga kuartal keempat tahun ini. Oleh sebab itu, BI optimistis pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran sasaran 5,1%-5,5%.
"Paling tidak di atar 5,1% itu suatu yang reasonable," tegas Mirza.