Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan konsumen bahan bakar minyak untuk kendaraan tidak dapat menjadikan kapasitas tangki sebagai alat ukur pada sebuah pengisian.
“Kalau mau ukur minta bejana ukur, jadi tangki [kendaraan] bukan alat ukur,” kata Tulus Abadi saat dihubungi Bisnis, Sabtu (24/3/2018).
Tanggapan tersebut terkait sebuah video seorang warga merekam proses pengisian bahan bakar minyak jenis Pertalite terhadap mobil Nissan Serena yang viral di media masa. Pasalnya kapasitas tangki minyak yang hanya 60 liter, malah tercatat sampai 73 liter di monitor dispenser SPBU.
Menurutnya pemerintah telah mengatur tentang toleransi plus minus maksimal 100 mililiter per 20 liter. Artinya akan ada pengurangan atau kelebihan daya isi maksimal 100 mililiter dalam 20 liter setiap pengisian bahan bakar. Hal ini disebabkan reaksi penguapan yang dialami oleh bahan bakar.
Namun selama ini, YLKI cenderung lebih banyak menemukan toleransi di sejumlah SPBU hanya 70 – 80 mili liter per 20 liter. Pertamina sendiri bahkan menetapkan toleransi agar mendapat predikat gold bagi sebuah SPBU yakni 60 mili liter per 20 liter. Sehingga menurutnya aturan Pertamina sudah lebih ketat dibanding regulasi yang ada.
“Bahwa ada ditemukan SPBU nakal, iya. Tapi tidak sekasar itu cara menguranginya,” kata Tulus.
Pihaknya juga meminta konsumen yang merasa ragu dengan takaran saat pengisian sebuah dispenser di SPBU dapat meminta bejana ukur untuk memastikan keakuratan pengisian. Namun menurutnya, tangki bahan bakar saja tidak dapat dijadikan sebagai salah satu ketentuan ukur dalam pengisian BBM.
Dalam video seorang pria yang merekam kejadian ini mengaku heran dengan pencatatan dispenser BBM di salah satu SPBU di kawasan Jakarta Timur. “Rp557.000, 73 liter. Ini [kapasitas tangki mobil] 60 liter gak ada mas,” kata pria yang merekam tersebut.
Saat merekam tersebut, seorang petugas pria sempat mengatakan bahwa sebelum pengisian sudah dimulai dari nol. Namun ucapan itu dibantah oleh perekam. “Iya tapi itu tidak mungkin, jauh bener [selisih kapasitas dengan saat pengisian].”
Bisnis berusaha untuk melakukan konfirmasi terhadap Pihak Pertamina dan pihak Nissan motor untuk menanggapi kejadian ini. Namun hingga berita diturunkan, belum ada respon dari kedua pihak.