Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persoalan EURO IV dan Premium, Dirut Pertamina Mengaku Bingung

PT Pertamina (Persero) meminta konsistensi pemerintah terkait penggunaan Bahan Bakar Minyak. Pasalnya, penugasan penyaluran BBM Premium yang memiliki Ron88 itu berlawanan dengan peraturan Kementerian Lingkugan Hidup yang meminta bahan bakar sudah berkualitas EURO IV.
Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik (tengah) memberikan penjelasan dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VII DPR, Jakarta, Senin (28/8)./JBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik (tengah) memberikan penjelasan dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VII DPR, Jakarta, Senin (28/8)./JBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) meminta konsistensi pemerintah terkait penggunaan Bahan Bakar Minyak. Pasalnya, penugasan penyaluran BBM Premium yang memiliki Ron88 itu berlawanan dengan peraturan Kementerian Lingkugan Hidup yang meminta bahan bakar sudah berkualitas EURO IV.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengaku bingung dengan kondisi saat ini. Pasalnya, perseroan didorong untuk bersiap menuju BBM berkualitas EURO IV dengan minimum RON 91, tetapi masih ada penugasan BBM RON 88.

"Nah, jelang Asian Games, kami diminta untuk mengimplementasikan BBM berkualitas IV di kota penyelenggaranya seperti Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat. Kami pun merespons itu dengan mempercepat pembangunan kilang Langit Biru Cilacap, itu pun kemungkinan baru on stream pada Desember 2018," ujarnya pada Senin (19/3/2018).

Kilang Cilacap pun nantinya tidak bisa lagi memproduksi Premium jika proyek Langit Biru rampung.

Pertamina pun mencatat perseroan sudah memiliki produk BBM EURO IV tersebut. Untuk itu, implementasi penggunaannya harus melakukan sosialisasi bersama dengan pemerintah juga.

Massa mengatakan, pihaknya juga tengah merampungkan kilang Balikpapan. Nantinya, kilang Balikpapan itu juga tidak akan bisa memproduksi Premium lagi karena standarnya malah sudah EURO V.

"Kami target kilang Balikpapan bisa rampung pada 2021 sampai 2022," ujarnya.

Dia mengatakan, kalau semua kilang yang memproduksi BBM Euro IV sudah rampung, perseroan akan sepenuhnya memproduksi barang komersil.

"Kami pun sudah mulai bisa melirik pasar regional karena kualitasnya sudah tinggi," ujarnya.

Hal itu pun berpotensi membuat Indonesia impor BBM untuk kebutuhan RON88 karena kilang produksi Premium yang menipis.

Massa pun mencatat kebutuhan BBM itu mencapai 1,6 juta barel per hari, sedangkan pengadaan untuk kebutuhan itu dari lokal hanya sebesar 600.000 barel per hari. Lalu, sisa kebutuhan itu yakni, sebesar 1 juta barel per hari harus impor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper