Bisnis.com, JAKARTA -- PT AKR Corporindo Tbk. mengaku rugi sekitar Rp3.200 per liter dalam menjajakan solar bersubsidi.
Namun, perseroan masih optimistis bisa mendapatkan untung dari jualan solar bersubsidi bila mengikuti harga formula yang ada.
Direktur Utama AKR Corporindo Hariyanto Adikoesoemo mengatakan, perseroan menncatat rugi sekitar Rp3.200 per liter dengan harga jual solar subsidi penetapan pemerintah yang senilai Rp5.150 per liter.
"Namun, kalau mengikuti harga formula, kami [badan usaha penyalur BBM subsidi] masih bisa mendapatkan untung," ujarnya pada Senin (19/3).
Adapun, emiten berkode AKRA itu memperkirakan bila harga Solar subsidi mengikuti harga formula, perseroan bisa mendapatkan margin sekitar Rp359 per liter.
Margin itu akan dibagi kepada para penyalur. Pada penyalur Codo akan dibagi margin senilai Rp250 per liter, sedangkan untuk penyalur Dodo akan dibagi margin senilai Rp175 per liter.
Baca Juga
Lalu, PT Pertamina (Persero), selaku badan usaha penyalur BBM khusus terbesar mencatat harga Solar sesuai harga formula dan setelah mendapatkan subsidi berada di kisaran Rp8.350 per liter, sedangkan harga jual sekitar Rp5.150 per liter.
Pada tahun ini, AKR Corporindo mendapatkan tugas penyaluran Solar subsidi sebanyak 250.000 kilo liter. Jumlah penugasan itu sebesar 10% dari total penjualan BBM perseroan.
Dalam penyaluran BBM subsidi itu, AKR Corporindo juga memberikan subsidi sendiri senilai Rp1.000 per liter sampai RP1.500 per liter untuk pengangkutan.