Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perawatan Pesawat Indonesia (Indonesia Aircraft Maintenance Services Association/IAMSA) menilai pasar potensial di Asia Tenggara masih belum banyak digarap oleh perusahaan MRO dalam negeri.
Ketua IAMSA Richard Budihadianto mengatakan pasar bagi perusahaan perawatan pesawat (maintenance, repair, overhaul/MRO) di wilayah tersebut cukup menjanjikan. Sejumlah negara yang potensial antara lain Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Laos.
"Menurut saya pasar di Asia Tenggara saja cukup besar, untuk apa ambil risiko lebih besar dengan bersaing dengan perusahaan MRO internasional lain di kawasan lain," kata Richard pada Minggu (4/3/2018).
Dia menambahkan salah satu pasar asing dengan pertumbuhan industri MRO cukup pesat adalah Timur Tengah. Namun, perusahaan dalam negeri yang ingin berekspansi ke wilayah tersebut harus mengantisipasi kendala nonteknis.
Richard menjelaskan kendala tersebut seperti penanganan dan biaya SDM yang lebih mahal dan kemampuan manajemen perusahaan lokal dalam menangani pekerja asing. Selain itu, nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur maupun fasilitas pendukung akan lebih besar.
Pihaknya sendiri akan lebih cenderung mengembangkan usaha di Indonesia terlebih dulu karena SDM yang lebih murah dan banyak tersedia. Terlebih, telah lebih memahami budaya bisnis.
"Tinggal bagaimana kemauan pemerintah kita memberikan insentif kepada investor MRO yang ingin menanamkan modalnya di Tanah Air," ujarnya.