Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Ponsel Turun Drastis, Produksi Nasional Tembus 60 Juta Unit

Industri telepon seluler (ponsel) di dalam negeri mengalami pertumbuhan produksi yang cukup pesat selama 5 tahun terakhir. Pada 2017, impor ponsel turun menjadi 11,4 juta unit, sedangkan produksi ponsel di dalam negeri tercatat sebanyak 60,5 juta unit.
Model melakukan swafoto menggunakan ponsel Advan Smartphone G1 saat peluncurannya, di Jakarta, Kamis (23/3)./JIBI-Endang Muchtar
Model melakukan swafoto menggunakan ponsel Advan Smartphone G1 saat peluncurannya, di Jakarta, Kamis (23/3)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Industri telepon seluler (ponsel) di dalam negeri mengalami pertumbuhan produksi yang cukup pesat selama 5 tahun terakhir. Pada 2017, impor ponsel turun menjadi 11,4 juta unit, sedangkan produksi ponsel di dalam negeri tercatat sebanyak 60,5 juta unit.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah memacu pengembangan di sektor telekomunikasi dan informatika (telematika) tersebut.

“Meningkatnya produksi ponsel di Indonesia, antara lain karena penciptaan iklim usaha yang kondusif serta kebijakan hilirisasi dan pengoptimalan komponen lokal sehingga lebih banyak memberi nilai tambah,” paparnya dalam keterangan resmi, Sabtu (17/2/2018).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat pada 2013, impor ponsel mencapai 62 juta unit dengan nilai sebesar US$3 miliar. Sementara itu, produksi dalam negeri sekitar 105.000 unit untuk dua merek lokal. Akhirnya, pemerintah mengeluarkan regulasi yang bertujuan mengurangi produk impor dan mendorong produktivitas di dalam negeri.

Hasilnya, pada 2014, impor ponsel mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yakni menjadi 60 juta unit. Sementara itu, produksi ponsel dalam negeri tumbuh signifikan menjadi 5,7 juta unit.

Pada 2015, produk impor merosot hingga 40% dari tahun sebelumnya menjadi 37 juta unit dengan nilai US$2,3 miliar. Produksi di dalam negeri juga melambung hingga 700% dibandingkan 2014, menjadi 50 juta unit untuk 23 merek lokal dan internasional.

Pada 2016, produk impor ponsel menurun kembali sekitar 36% dari tahun sebelumnya, menjadi 18,5 juta unit dengan nilai US$775 juta. Untuk ponsel produksi dalam negeri, terjadi pertumbuhan sebesar 36% dari tahun sebelumnya menjadi 68 juta unit.

“Pada tahun lalu, impor ponsel turun menjadi 11,4 juta unit, sedangkan produksi ponsel di dalam negeri 60,5 juta unit untuk 34 merek, sebelas di antaranya adalah merek lokal,” ungkap Airlangga.

Kesebelas merek lokal tersebut, yaitu SPC, Evercoss, Elevate, Advan, Luna, Andromax, Polytron, Mito, Aldo, Axioo, dan Zyrex. Produk nasional ini telah memiliki branding kuat untuk pangsa pasar menengah ke bawah maupun kelas menengah ke atas

“Sebagai bangsa Indonesia, seharusnya kita patut bangga terhadap produk ponsel yang dihasilkan industri dalam negeri,” tegasnya.

Semakin meningkatnya kemampuan daya saing ponsel nasional diyakini akan menguatkan citra positif dan popularitas produk tersebut di mata konsumen domestik dan internasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper