Bisnis.com, TASIKMALAYA—Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Karaha berkapasitas 30 megawatt (MW) siap beroperasi pada akhir Februari 2018 ini.
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Khairul Rozaq mengatakan pengerjaan proyek sempat terkendala beberapa hal sehingga pengoperasian penuh sedikit terlambat, namun keseluruhan pengerjaan relatif berjalan lancar.
Uji operasi telah dilakukan sejak Desember 2017 dan saat ini tengah memasuki masa pemenuhan persyaratan untuk operasi secara komersial atau commercial operation date (COD). COD diperkirakan pada 28 Februari 2018.
“Ada longsor di situ hambatannya, di situ jalur pipa agak terlambat sekarang sudah selesai dan bisa kami jalankan,” ujar Rozaq di sela kunjungannya di lokasi proyek PLTP Karaha, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (2/2/2018)
Rozaq menuturkan total investasi proyek ini mencapai US$178 juta. Jumlah tersebut meliputi proses sejak awal eksplorasi, pengeboran, pemipaan, hingga pembangunan power plant.
Dalam proyek ini PGE melakukan pengeboran sebanyak 10 sumur, termasuk sumur injeksi dan sumur monitor.
Produksi listrik PLTP Karaha akan meningkatkan kehandalan sistem transmisi Jawa – Bali dengan tambahan suplai listrik sebesar 227 GWh/tahun. Produksi listrik ini akan menerangi 33.000 rumah.
Dengan beroperasinya Karaha maka total kapasitas terpasang PGE adalah 617 MW, terdiri dari Kamojang - Jawa Barat 235 MW, Lahendong - Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu - Lampung 220 MW, Sibayak - Sumatra Utara 12 MW dan Karaha - Jawa Barat 30 MW.