Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Peluang Bisnis Perawatan Pesawat

Kementrian Perindustrian (Kemenperin) mengingatkan dunia usaha Indonesia bersiap menangkap peluang bisnis perawatan pesawat.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengingatkan dunia usaha Indonesia bersiap menangkap peluang bisnis perawatan pesawat.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto mengatakan saat ini pergeseran bisnis perawatan pesawat tengah terjadi.

Industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) di Eropa dan Amerika Utara mulai fokus menggarap industri berteknologi tinggi dan padat modal.

"Sedangkan untuk jasa perawatan pesawat yang tergolong padat karya, bakal diserahkan kepada pihak lain. Kondisi ini akan memberikan peluang bagi industri MRO di Asia Pasifik termasuk di Indonesia," kata Harjanto dalam keterangan tertulis, Jumat (2/2/2018).

Dia mengatakan potensi bisnis industri perawatan dan perbaikan pesawat di Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai US$2,2 miliar. Jumlah ini naik signifikan dibanding 2016 sebesar US$970 juta.

Bidang yang telah mampu dikelola oleh industri di Indonesia meliputi airframe, instrument, engine, radio, emergency equipment, dan line maintenance, paparnya.

Harjanto menyebutkan, pada 2016, maskapai dunia mengeluarkan dana sebesar US$72,81 miliar untuk melakukan perawatan pesawat. Dari nilai tersebut, Amerika Utara menjadi penyumbang terbesar yang mencapai US$21,2 miliar, diikuti Eropa sekitar US$20,7 miliar dan Asia Pasifik US$13,3 miliar.

Di tahun 2025, pasar perawatan pesawat di dunia diperkirakan terus meningkat dengan pertumbuhan 3,9% sehingga menjadi US$106,54 miliar. Asia Pasifik akan mengalami pertumbuhan terbesar, yakni 5,8% dibanding Amerika Utara 0,9% dan Eropa 2,35%.

"Peluang bisnis tersebut, perlu ditangkap oleh industri MRO nasional yang saat ini jumlahnya mencapai 32 perusahaan," katanya.

Pemerintah sendiri tengah melakukan upaya penguatan yang meliputi pengembangan sumber daya manusia industri, pembangunan kawasan industri terpadu, pemenuhan standar kualitas, dan penguatan industri komponen pesawat.

"Kami akan melakukan pembicaraan yang lebih intens bersama produsen pesawat, terutama Airbus dan Boeing agar dapat mendirikan Aircraft Engineering Center di Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper