Bisnis.com, JAKARTA - Tekanan terhadap sektor ritel di Hong Kong membuat para peritel kelas atas mengalihkan lokasi gerainya dari mal-mal mewah.
Merek-merek besar seperti Puma, Uniqlo, dan Giordano memilih membuka outlet di pusat perbelanjaan kecil yang berada di area pemukiman. Bloomberg melansir, Selasa (19/12/2017), langkah tersebut menjadi strategi yang dipilih untuk mengatasi lesunya penjualan, mahalnya tarif sewa, serta semakin ketatnya persaingan dari e-commerce.
Sejumlah konsultan properti seperti Savills Plc, Jones Lang LaSalle Inc., dan CBRE Group Inc. mengatakan pusat perbelanjaan yang menyasar konsumen lokal lebih cocok untuk menghadapi tekanan yang dirasakan mal sepanjang tahun ini. Mal-mal tersebut biasanya berada di bagian bawah apartemen, sehingga para penghuni mau tak mau harus melaluinya untuk keluar masuk dari gedung apartemen.
Biasanya, pusat perbelanjaan yang masuk dalam kategori ini hanya berisikan peritel lokal dan toko-toko milik pribadi. Senior Director Research for the Asia-Pacific Savills Simon Smith mengatakan mal-mal tersebut berada di komunitas lokal tertentu dan nilai investasinya didorong oleh imbal hasil yang konsisten.
"Orang tetap berbelanja kebutuhan sehari-hari, sehingga produk-produk seperti itu kebal dari tekanan. Barang-barang yang mahal dan tidak terlalu penting lah yang paling terpengaruh," ujar dia.
CEO Champion Real Estate Investment Trust Ada Wong mengungkapkan konsumen lokal merupakan kunci keberhasilan mal Langham Place yang dikelolanya. Pusat perbelanjaan itu berada di Mongkok, bagian paling padat penduduk di Distrik Kowloon.
Langham Place mengharapkan penjualan tumbuh dua digit pada November-Desember 2017, berkat bergabungnya sejumlah tenant baru yakni Lego, Adidas, dan Line. "Kami sangat kuat. Kalau suatu merek tidak mau membayar sewa yang mahal tapi memiliki penjualan yang tinggi, itu adalah hal yang bagus untuk mal," tutur Wong.