Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) meneken kerja sama dengan PT China Communication Construction Engineering Indonesia untuk mengembangkan pelabuhan di Kawasan Indonesia Timur.
Direktur Utama Pelindo IV, Doso Agung mengatakan perseroan membutuhkan pendanaan yang besar untuk mengembangkan pelabuhan di KTI. Sementara itu, kapasitas keuangan Pelindo IV terbatas. Untuk diketahui, saat ini sedikitnya Pelindo IV mengelola 22 pelabuhan yang berlokasi di Papua, Sulawesi, Maluku, dan Kalimantan Timur.
"Wilayah kerja kami sangat luas, 50% wilayah Indonesia. Tapi dari semua Pelindo, kemampuan finansial kami yang paling kecil," ujarnya di Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Doso mengatakan, China Communication Construction Indonesia bakal melakukan studi dan Detail Engineering Design (DED) terhadap potensi pengembangan pelabuhan di KTI. Kajian dan DED itu didapatkan Pelindo IV secara cuma-cuma dan tidak mengikat.
Menurut Doso, China Communication Construction Indonesia siap mendanai proyek pengembangan pelabuhan di wilayah kerja Pelindo IV berdasarkan kajian dan DED yang mereka buat. "Tapi kalau pun jadi, partnernya tidak harus mereka. Jadi sifatnya sunnah [tidak wajib]," ujarnya.
Selain kerja sama dengan China Communication Construction Indonesia, Pelindo IV juga meneken kerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. untuk memanfaatkan aset Pelindo IV. Doso mengatakan, perseroan memiliki aset di 18 lokasi yang potensial untuk dikembangkan menjadi proyek properti.
Dia menyebut, aset milik Pelindo IV berlokasi di tempat strategis dan memiliki panorama yang potensial bagi bisnis properti. Doso menggambarkan, di Manado, perseroan memilki aset seluas 1-2 hektare yang terletak di Pelabuhan Marina Manado. Lokasi tersebut merupakan salah satu pusat keramaian di Ibukota Sulawesi Utara dan memiliki pemandangan langsung menghadap laut.
Corporate Secretary Pelindo IV, Iwan Sjarifuddin sebelumnya mengatakan beberapa aset-aset milik perseroan ada yang sudah tidak produktif. Lahan tersebut menjadi iddle karena Pelindo IV mengalihkan operasi ke wilayah baru.
Iwan mencontohkan, lahan bekas Pelabuhan Samarinda tidak lagi produktif karena operasional pelabuhan telah dipindahkan ke Palaran. "Itu lokasi yang ramai di tengah kota. Jadi kami ingin optimalisasi lahan-lahan iddle seperti di Samarinda," jelasnya.