Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mengestimasi Pelabuhan Ambon bisa melayani pengiriman langsung ke luar negeri atau direct call di awal 2018. Pengiriman langsung diperkirakan bisa memangkas biaya angkut hingga 50%.
Corporate Secretary Pelindo IV, Iwan Sjarifuddin mengatakan hasil perikanan di Maluku dan Maluku Utara digadang-gadang menjadi muatan untuk dikirim ke mancanegara. "Kemungkinan direct call bisa (dilakukan) di akhir tahun atau paling lambat di awal tahun 2018," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (16/10/2017).
Menurut Iwan, SITC International Holding Ltd menjadi salah satu perusahaan pelayaran asing yang berminat singgah di Ambon untuk kemudian melanjutkan pelayarna ke negara-negara di Asia. Untuk menunjang proses bongkar muat, Pelindo IV baka menambah alat bongkat muat berupa crane baru di Pelabuhan Ambon.
Dia mengungkpakna, Pelabuhan Ambon memiliki peran sentral dalam arus distribusi barang di Kawasan Timur Indonesia. Pelabuhan Ambon menurut Iwan bakal dikembangkan menjadi hub untuk distribusi barang di wilayah Maluku, Maluku Utara, dan provinsi di sekitarnya.
Sebelumnya, pelabuhan andalan Pelindo IV yang sudah bisa melayani direct call adalah Pelabuhan Makassar. Pembukaan pengiriman langsung ke luar negeri membuat biaya kirim turun dari sekitar Rp4 juta menjadi Rp1,7 juta. Biaya kirim sebelum direct call dibuka menjadi mahal karena ekspor hasil komoditas harus dikirim melalui Tanjung Emas atau Tanjung Perak.
Di sisi lain, Pelindo IV menjalin kerja sama operasi dengan Pelindo II di Pelabuhan Ambon. Iwan menuturkan, Pelindo II bakal mengerahkan sejumlah alat bongar muat untuk mendongkrak kinerja Pelabuhan Ambon yang tengah menggeliat.
Untuk sementara, Pelindo IV bakal membutuhkan dua unit each stacker. Dia mengimbuhkan, peralatan bongkat muat selanjutnya bakal dipasok Pelindo II sesuai kebutuhan. Peralatan bongkar muat tersebut menurut Iwan sudah siap dipasang. "Kami ingin percepat, jadi diharapkan Desember 2017 sudah mulai. Alat-alatnya tinggal dipindahkan," jelasnya.