Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Terapkan Wajib Belajar Entrepreneurship Mulai 2020

Ciputra Entrepreneurship Center berharap pemerintah Indonesia ikut memantau kebijakan negara anggota Uni Eropa yang mewajibkan materi pengajaran entrepreneurship di semua tingkat pendidikan
Direktur bidang Kerja Sama Internasional Ciputra Entrepreneurship Center (CEC) Ivan A. Sandjaja (berdiri kiri) berbincang dengan Johannes Lindner./.Bisnis-Linda T. Silitonga
Direktur bidang Kerja Sama Internasional Ciputra Entrepreneurship Center (CEC) Ivan A. Sandjaja (berdiri kiri) berbincang dengan Johannes Lindner./.Bisnis-Linda T. Silitonga

Bisnis.com, JAKARTA- Ciputra Entrepreneurship Center berharap pemerintah Indonesia ikut memantau kebijakan negara anggota Uni Eropa  yang mewajibkan materi pengajaran entrepreneurship di semua tingkat pendidikan.

“Mulai tahun 2020, Uni Eropa mewajibkan semua sekolah memberikan pendidikan entrepreneurship,” kata Direktur bidang Kerja Sama Internasional Ciputra Entrepreneurship Center (CEC) Ivan A. Sandjaja di sela kegiatan workshop bertajuk 21st Century Education Model Workshop: Creativity Based Teaching to Induce Students Innovative Mindset bagi pendidik mulai taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, Selasa (8/8/2017).

Dia mengemukakan dasar kebijakan tersebut untuk memacu kreativitas dan inovasi anak didik.

Hal itu, ujarnya, bisa ditanamkan melalui pendidikan entrepreneurship. Jadi bukan sekadar pendidikan kewirausahaan yang bisa mendorong seseorang untuk berani membuka usaha sendiri.

Sementara itu,  Ciputra Entrepreneurship Center menghadirkan guru besar bidang entrepreneurship Uni Eropa untuk melatih sejumlah guru dan pengajar perguruan tinggi di Indonesia.

Ivan mengatakan dengan kehadiran Johannes Lindner meski singkat, bisa memberikan bekal bagi para pengajar.

“Entrepreneurship itu bisa mengembangkan pola pikir [anak didik],” kata Ivan.

Entrepreneurship diyakini merupakan solusi untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Apalagi guru sekarang ini usianya berkisar 30 tahun-50 tahun, ujarnya, berbeda generasi dengan naka didik.

Dia mengatakan jika pendidikan dulu mengajarkan disiplin bisa dengan ancaman sabetan penggaris, kini hal tersebut tak bisa dilakukan.

Jika dulu wajib menghapal materi, maka generasi saat ini tinggal membuka Internet, missal lewat mesin pencari informasi Google.

Seperti diketahui Johannes Linder merupakan pakar entrepreneurship yang terkenal di tingkat global.

Dengan pengalamannya, Lindner diharapkan memberikan pembekalan sebagai upaya memperkenalkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang bisa diimplementasikan di sekolah dan perguruan tinggi.

Lindner pada Rabu (9/8/2017), rencananya juga akan menjadi salah satu pembicara dalam perhelatan Indonesia Development Forum yang diselenggarakan Bappenas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper