Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia menawarkan proyek infrastruktur senilai Rp217 triliun kepada investor Tiongkok dalam acara Roadshow Promosi Investasi di bidang infrastruktur (market sounding).
Roadshow dilakukan di dua kota besar di Negeri Tirai Bambu, yaitu Beijing (25/7) dan di Tianjin (27/7).
Deputi bidang Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tamba Hutapea menyampaikan bahwa proyek-proyek yang dipaparkan oleh delegasi Indonesia di antaranya Pelabuhan Kuala Tanjung dan Integrated Tourism Projects Danau Toba di Sumatera Utara,
Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara, 15 proyek pembangkit listrik, lima proyek jalan tol dan lima proyek dengan Skema Pembiayaan Infrastruktur Non-APBN /PINA (Skema Business-to-Business).
“Jadi nilai proyek yang ditawarkan mencapai Rp217 triliun terdiri dari proyek jalan tol sebesar Rp42 triliun, proyek pelabuhan laut senilai Rp60 triliun, pembangkit listrik Rp100 triliun dan proyek integrated tourism resort sebesar Rp15 triliun,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/7).
Dia menjelaskan China dipilih menjadi negara tempat pelaksanaan roadshow promosi investasi infrastruktur mengingat tingginya minat dari para pelaku bisnis di bidang infrastruktur dari Tiongkok.
Baca Juga
Dalam roadshow ini, pemerintah mendorong skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Infrastruktur Non-APBN (B-to-B).
Kegiatan promosi investasi di Beijing pada tanggal 25 Juli 2017 berjudul Market Sounding of PPP Infrastructure Projects in Indonesia. Dalam penyelenggaraan forum ini, BKPM juga bekerja sama dengan China Export & Kredit Insurance Corporation (Sinosure).
Perusahaan BUMN Tiongkok ini, kata Tamba, bertugas memberikan asuransi ekspor dan kredit kepada para pengusaha Tiongkok yang berinvestasi di luar negeri, termasuk Indonesia. Acara di Beijing dihadiri oleh 273 peserta dari 155 perusahaan terkemuka di Tiongkok. Sedangkan acara di Tianjin dihadiri oleh 55 peserta dari 22 perusahaan besar di Tianjin.
Vice President Sinosure Zha Weimin menyatakan bahwa acara Market Sounding ini sangat diminati oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok karena menampilkan peluang investasi pada proyek-proyek riil.
“Hal ini terlihat dari tingginya jumlah peserta yang hadir,” ungkapnya.
Acara dibuka oleh Duta Besar RI untuk RRT Soegeng Rahardjo dan dilanjutkan dengan Keynote Speech dari Bapak Tamba Hutapea.
Narasumber kegiatan tersebut terdiri dari Chief Operating Officer PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Salusra Satria, Asisten Deputi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bastary Pandji Indra, Direktur KPPIP Hendry Toruan, CEO Badan Pengembangan Otorita Danau Toba Arie Prasetyo, Staf khusus Menteri ESDM Prahoro Nurtjahyo, Senior Manajer IPP PT PLN Djoko Dwijatno, serta Direktur Perencanaan Infrastruktur BKPM Heldy Putera. Pola promosi dilakukan dengan semangat Indonesia Incorporated (terpadu).
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Tamba Hutapea dan diikuti oleh para pejabat dari Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian ESDM, KPPIP, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, PT PLN, dan Badan Pengembangan Otorita Danau Toba (BPODT).
Dari data BKPM, China merupakan salah satu kontributor utama realisasi investasi. Periode Januari-Juni 2017, RRT berada di peringkat tiga dengan nilai investasi mencapai US$2 miliar. Posisi RRT dibawah Singapura di posisi pertama dengan realisasi US$3,7 miliar dan Jepang US$2,8 miliar. Posisi Tiongkok di atas Hongkong, RRT sebesar US$1 miliar dan Amerika Serikat sebesar US$1 miliar.