Bisnis.com, JAKARTA - Japan International Cooperation Agency (JICA) menyatakan ketertarikannya untuk mendukung pembangunan ruas tol Trans Sumatra khususnya ruas Padang-Pekanbaru sepanjang 240 kilometer.
Presiden JICA Shinichi Kitaoka mengatakan pihaknya telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat pemerintah untuk memastikan berjalannya proyek-proyek kerja sama antarkedua negara. Dia juga mendukung konsep pemerintah untuk memeratakan pembangunan.
“Dalam pertemuan ini juga dibahas mengenai tol di Sumatra. Ada beberapa hal yang dibutuhkan, tetapi kami siap bekerja sama. Kami akan mempercepat prosesnya, dan saya juga berharap di sisi Indonesia juga ada percepatan yang sama,” ujarnya selepas pertemuan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Rabu (26/7/2017).
Dia menjelaskan pembahasan yang lebih lanjut diperlukan terutama menyangkut skema pendanaan, dan bentuk kerja sama.
Dalam hal ini, dia menilai bisa saja skema pembiayaan yang akan digunakan juga melibatkan lembaga keuangan lainnya. Karena itu, dia belum bisa memastikan jumlah dana potensial yang disediakan JICA untuk proyek ini.
Kitaoka menyatakan pada dasarnya JICA tertarik untuk membiayai proyek yang memenuhi beberapa kondisi yaitu kelayakan ekonomi yang baik, mendukung perekonomian, dan diperlukan masyarakat.
Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) I Gusti Ngurah Putera menjelaskan kebutuhan investasi tol Padang-Pekanbaru Rp35 triliun, karena memiliki jarak yang panjang degan topografi yang cukup menantang. Rencananya, jalan tol ini mulai dibangun tahun depan dan memakan waktu sekitar 5 tahun.
“Mungkin sekitar Rp35 triliun karena ada terowongan, topografinya sangat jelek,” ujarnya.
Dia mengatakan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 100 Tahun 2014 yang direvisi menjadi Perpres No. 117 Tahun 2015, pemerintah menunjuk PT Hutama Karya untuk mengerjakan delapan ruas Trans Sumatra prioritas dan 24 ruas tambahan Trans Sumatra.
Adapun mengenai pengusahaan tahap ruas tambahan, akan ditetapkan oleh Menteri PUPR berdasarkan evaluasi atas pengusahaan jalan tol.
“Yang jelas interest mereka [JICA] sudah ada. Karena dia yang punya duit, skemanya nanti kita mengikuti mereka,” ujar Gusti Ngurah.