Bisnis.com, JAKARTA—Permintaan terigu tercatat stagnan selama semester pertama tahun ini. Data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia menunjukkan selama periode Januari—Juni 2017, permintaan terigu naik sangat tipis 0,01% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sepanjang kuartal I/2017, permintaan tepung terigu mencapai 3,023 juta ton atau lebih dari setengah capaian penjualan sepanjang 2016 yang mencapai 5,841 juta ton.
Staf Khusus Aptindo Josafat Siregar mengatakan meski hanya tumbuh tipis, penjualan terigu pada tahun ini merupakan yang pertama kalinya di area positif setelah beberapa tahun terakhir permintaan pada semester I negatif.
“Untuk komoditas terigu, growth permintaan pada semester I adalah hal bagus. Tahun lalu, penjualan semester I negatif 4,8%. Semester I itu harinya lebih pendek, artinya ada harapan pada semester II ini pertumbuhannya lebih baik,” jelas Josafat di Jakarta, Senin (17/7/2017).
Menurutnya, kenaikan permintaan terigu hingga mengerek pertumbuhan ke area positif terutama didorong oleh penjualan saat puasa dan Lebaran yang biasanya lebih tinggi 30% daripada bulan lainnya. Tahun ini, hari Lebaran berada di bulan Juni sehingga ikut mengerek penjualan di semester I/2017.
Kendati demikian, Josafat menyebut sesaat setelah Lebaran, permintaan terigu akan turun, tetapi segera normal pada bulan berikutnya.
“Yang membuat permintaan terigu pada bulan-bulan pertengahan tahun adalah karena biasanya hari kerja lebih pendek karena libur Lebaran. Kami harap permintaan segera membaik pada Agustus,” jelas Josafat.
