Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UNITED TRACTOR (UNTR): Penjualan Alat Berat Komatsu Turun 12%

Kinerja penjualan Komatsu, produk alat berat yang dipasarkan oleh PT United Tractors Tbk., sepanjang tahun ini mengalami penurunan sebesar 12%.
Alat berat Komatsu. /Bisnis.com
Alat berat Komatsu. /Bisnis.com

Bisnis.com, BOGOR – Kinerja penjualan Komatsu, produk alat berat yang dipasarkan oleh PT United Tractors Tbk., sepanjang tahun ini mengalami penurunan sebesar 12%.

Dari data yang dirilis perusahaan, hingga kuartal ketiga tahun ini volume penjualan Komatsu hanya sebanyak 1.588 unit, turun dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 1.799 unit.

“Penurunan dialami karena melemahnya sektor pertambangan, perkebunan, dan kehutanan. Apalagi harga komoditas beberapa waktu lalu sangat lemah,” kata Corporate Secretary PT United Tractors Tbk. Sara Loebis di sela-sela workshop yang digelar PT Astra International Tbk., di Bogor, Jumat (11/11/2016).

Satu-satunya sektor yang mampu menorehkan kinerja positif adalah konstruksi. Dari total volume penjualan tersebut, sektor konstruksi menyerap sebanyak 49%, naik dibanding kontribusi pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 34%.

Adapun tiga sektor lain mengalami penurunan, yakni pertambangan dari 22% pada tahun lalu menjadi 16% pada tahun ini, perkebunan jeblok dari 15% menjadi 9%, serta sektor kehutanan yang turun tipis dari 29% menjadi 26%.

Sara menambahkan jebloknya penjualan alat berat di perkebunan disebabkan karena pengusaha di sektor tersebut menahan ekspansi. “Selama ini penjualan kami digunakan untuk pembukaan lahan. Jadi dampaknya terasa jika tidak ada ekspansi,” imbuhnya.

Pada tahun ini, perusahaan yang berada dibawah naungan PT Astra International Tbk., tersebut mematok target yang cukup realistis, yakni sama dengan capaian tahun lalu yang sebanyak 2.124 unit. Dia optimistis hingga akhir tahun target itu akan terealisasi.

Pasalnya dalam beberapa pekan harga beberapa komoditas terutama batubara telah menunjukkan perbaikan. Jika tren positif ini terus terjaga, kata dia, maka potensi untuk meningkatkan penjualan sangat terbuka.

“Tahun depan kami berharap pada komoditas yang membaik. Kalau memang perbaikan ini bisa bertahan lama, kemungkinan ada kenaikan volume penjualan 10%-15% pada tahun depan,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper