Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Daging Mahal, Konsumsi Ikan di Jateng Tetap Memprihatinkan

Harga daging sapi yang sempat melambung beberapa waktu lalu, belum mampu mendongkrak tingkat konsumsi ikan di masyarakat.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, SEMARANG - Harga daging sapi yang sempat melambung beberapa waktu lalu, belum mampu mendongkrak tingkat konsumsi ikan di masyarakat. Konsumsi ikan di Jawa Tengah bahkan jauh tertinggal dengan provinsi lainnya.

Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (Forikan) Provinsi Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan sangat prihatin dengan tingkat konsumsi ikan di wilayahnya justru berada pada posisi dua terbawah, bersaing dengan Yogyakarta.

Padahal, potensi ikan di provinsi ini sangat besar. Banyak orang di Jawa Tengah juga sudah pasti mengetahui kandungan protein yang tinggi pada ikan.

“Ada apa sebenarnya konsumsi ikan sangat rendah. Atau karena produk berkualitas sebagian besar masuk ke pabrik-pabrik dan hotel. Sementara produk kualitas kedua baru dijual ke masyarakat. Apa itu berpengaruh?” paparnya dalam keterangan resmi, Senin (22/8/2016).

Atikoh menduga tidak dikenalkannya anak pada rasa dasar makanan, baik daging, ikan, sayur, maupun buah, mempengaruhi kebiasaan makan anak. Bumbu yang sudah melekat pada daging ayam, sapi, dan ikan membuat anak cenderung tidak bisa membedakannya.

“Saya membandingkan anak dan keponakan saya. Anak saya semuanya suka, termasuk ikan, karena dari kecil dibiasakan makan beragam. Tapi keponakan saya hanya mau protein hewani ayam karena mudah dikunyah. Artinya, semua itu berawal dari kebiasaan anak,” papar Atikoh yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jateng.

Untuk itu, katanya, Atikoh meminta seluruh pihak bisa menganalisis penyebab rendahnya angka konsumsi ikan, serta mencari solusinya. Inovasi dalam meningkatkan konsumsi ikan mutlak dilakukan.

Bagaimana pun, ikan bisa dijumpai di mana saja, dan tidak memiliki ketergantungan terhadap negara lain. Berbeda dengan daging yang meski sudah swasembada, tapi ketergantungan impor masih tinggi, atau ayam yang pakannya masih tergantung negara lain. "Semua harus menyengkuyung sehingga konsumsi ikan dapat terus meningkat," paparnya.

Salah satu kerja sama yang perlu terus dibangun, dengan Himpunan Pendidik dan Tenaga Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) dalam pengenalan ikan pada anak.

Sebab, anak-anak cenderung lebih menaati apa yang dikatakan guru ketimbang orangtuanya. Selama ini, keterlibatan Himpaudi sudah ada dalam sosialisasi, tapi mesti terus ditingkatkan. Sehingga anak bisa mengenal dan terbiasa makan ikan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper