Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berjanji mengangkat tingkat pengeluaran masyarakat bawah melalui akselerasi pelaksanaan program sosial dan pembangunan daerah demi menyusutkan gini ratio penduduk Indonesia pada tahun mendatang.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur menggunakan gini ratio pada Maret 2016 sebesar 0,397, atau turun tipis dari angka September 2015 yakni 0,402.
Dari segi pendapatan, Kalla mengakui masih terdapat ketimpangan yang cukup besar antara masyarakat kalangan atas dan kalangan bawah. di sisi lain, standar pengeluaran masyarakat bawah justru meningkat, dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan pokok.
“Masih dibutuhkan suatu upaya untuk mengangkat [pendapatan masyarakat] yang bawah tanpa menurunkan [pendapatan masyarakat] yang atas,”ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jumat(19/8/2016).
Salah satu strategi yang akan dilakukan dengan lebih gencar ialah melaksanakan program-program sosial, seperti penyediaan beras, peningkatan sebaran sekaligus fasilitas layanan kesehatan, dan pendidikan, serta perluasan pemberian kredit usaha bagi rakyat.
Tak hanya itu, pemerintah juga mengaku berupaya meningkatkan pembangunan daerah, terutama di wilayah pedesaan. Wapres Kalla berharap upaya dan strategi pemerintah mampu menyusutkan angka gini ratio ke level lebih rendah pada waktu dekat.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, BPS mengumumkan gini ratio penduduk Indonesia turun tipis pada Maret 2016 dibandingkan September 2015 karena perlambatan ekonomi global.
Pada Maret 2016, gini ratio penduduk Indonesia mencapai 0,397. Angka tersebut turun tipis dibandingkan September 2016 yang mencapai 0,402. Namun jika dibulatkan dua angka di belakang koma, angka gini ratio stagnan di level 0,40.
Kepala BPS Suryamin menduga rasio ketimpangan pengeluaran turun tipis sebagai dampak perlambatan perekonomian global. Hal ini menyebabkan pengeluaran kelompok masyarakat atas menurun.
"Perlambatan ekonomi global belum membaik bahkan harga komoditas belum naik sehingga berdampak pada penurunan Gini Ratio," katanya di Kantor BPS, Jumat (19/8/2016).