Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusat Studi Padi Dibangun di Merauke, 24 Profesor Kembali ke Bumi Pertiwi

Pemerintah akan membangun pusat studi padi di Merauke, Papua untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mendorong perekonomian di Bumi Cendrawasih.
Panen Padi. /Bisnis.com
Panen Padi. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan membangun pusat studi padi di Merauke, Papua untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mendorong perekonomian di Bumi Cendrawasih.

 Presiden Joko Widodo mengungkapkan Indonesia sudah 71 tahun merdeka tetapi persoalan pangan hingga sekarang belum bisa diselesaikan. Dengan demikian, dipelukan upaya penanganan yang serius, fokus dan prioritas agar persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan baik.

 Padahal, lanjut Presiden, Indonesia memiliki daratan yang subur, tetapi persoalan pangan tidak bisa diselesaikan akibat tidak fokus dan tidak dengan prioritas yang tertinggi di sektor itu.

 Oleh karena itu, Jokowi –sapaan akrab Presiden Joko Widodo—akan meminta pulang 24 profesor asal Indonesia yang kini tinggal di Amerika Serikat. Kini pihaknya tengah berkomunikasi dengan Universitas Cendrawasih dan universitas di Papua.

 Profesor tersebut akan menyiapkan pendidikan di Papua dan membantu sekolah vokasi di Bumi Cendrawasih.

 “Dan kita bangun pusat riset untuk padi di Merauke,” katanya dalam pembukaan Silaturahmi Presiden Republik Indonesia dengan Para Teladan Nasional di Istana Negara, Kamis (18/8/2016).

Jokowi mengungkapkan profesor asal Indonesia berjumlah 74 orang yang berada di Amerika Serikat. Bahkan, untuk ahli yang bergelar doktoral jumlahnya mencapai ratusan jika digabungkan profesor yang kini tinggal di Jerman dan Jepang.

“Kenapa mereka nggak bekerja di Indonesia [sehingga] emakin banyak anak negeri yang memiliki prestasi bekerja di dalam negeri. Saya mau nggak cuma 24 orang tapi semua 74 orang tadi harus berkontribusi. Kita harus hargai yang ingin kerja keras,” katanya.

Era Kompetisi

 Padahal, lanjut Presiden, Indonesia saat ini sedang menghadapi era kompetisi dan persaingan baik di kawasan Asean maupun dengan negara-negara lain dalam kancah global. Jokowi bahkan mengaku jika tantangan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah.

 Namun, Presiden optimistis dengan adanya kerja keras dan sumbangsih dari warga negara yang memiliki prestasi maka ketakutan-ketakutan yang disampaikan banyak orang tidak akan terjadi.

 “Sekali lagi, persaingan antar megara sudah berjalan dan di depan kita. Saya tidak mau yang berprestasi di negara kita justru karena kita tidka ambil dan manfaatkan justru digunakan oleh negara lain. Atau karena situasi di negara kita yang tidak mendukung untuk orang berprestasi juga lari ke negara lain,” jelas Jokowi.

 Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan memang tidak bisa dipungkiri ada persoalan dengan warga negara Indonesia yang ada di luar negeri, terkait persoalan dwi kewarganegaraan.

 Padahal, Indonesia menganut rezim warga negara tunggal sehingga apakah diperbolehkan atau tidak perlu kajian yang mendalam seperi permintaan dalam diaspora di New York dan Los Angeles beberapa waktu lalu.

 “Yang seperti-seperti ini, seperti yang disampiakan Presiden tadi. Ada beberapa orang, profesor-profesor di Amerika, ada beberapa yang akan diundang untuk mengembangkan di sektor tertentu, terutama di Papua, untuk sektor pertanian. Jadi yang begitulah ada pemikiran untuk diambil jalan keluarnya. Tetapi sampai hari ini belum ada hitam diatas putih apa yang akan dilakukan,” jelasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper