Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus Pada Hard Selling, Kemenpar Pangkas Anggaran Branding

Kementerian Pariwisata menggencarkan program hard selling dengan mengedepankan peran digital marketing untuk kegiatan promosi dan kerjasama dengan para stakeholders seperti airlines, wholesalers dan tour operator/travel agent besar dalam meraih pasar potensial di mancanegara.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata menggencarkan program hard selling dengan mengedepankan peran digital marketing untuk kegiatan promosi dan kerjasama dengan para stakeholders seperti airlines, wholesalers dan tour operator/travel agent besar dalam meraih pasar potensial di mancanegara. 

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan program hard selling ini sebagai terobosan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara sesuai target 12 juta wisman pada tahun ini. 

Pitana mengatakan sesuai arahan Menteri Pariwisata Arief Yahya, program hard selling akan mempunyai porsi lebih besar dibandingkan dengan program branding Wonderful Indonesia dan program advertising. 

“Kami akan lebih banyak melakukan program selling, dibandingkan branding dan advertising dengan porsi  50% selling, 30%, 20% untuk branding dan advertising,” katanya, Rabu (29/6/2016). 

Berdasarkan data Kemenpar, angka sementara jumlah kunjungan wisman pada April berjumlah 901.095 orang. Secara kumulatif pada Januari-April 2016 sebanyak 3.518.726 wisman atau tumbuh 7.54% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebanyak 3.271.715 wisman. 

Capaian 3.518.726 wisman tersebut melampaui target sampai April 2016 yang ditetapkan sebesar 3.300.000 wisman. 

Bila dilihat berdasarkan pintu masuk sebagian besar berasal dari 3 pintu masuk utama, yaitu Bandara Ngurah Rai, Bandara Soekarno-Hatta, dan Batam. Sedangkan jika dilihat berdasarkan kunjungan per pasar berasal 3 pasar utama, yaitu Great China, Singapura dan Australia.

Adapun, target kunjungan per pasar 2016, untuk target 5 pasar utama yaitu dari Singapura 1,8 juta, dari Malaysia 2 juta, Great China (Tiongkok, Taiwan, Hongkong) 2,1 juta, Australia 1,4 juta, dan Eropa 1,17 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper