Bisnis.com, JAKARTA – Membludaknya jumlah populasi di sebuah negara tentu menimbulkan berbagai macam masalah, salah satunya adalah meningkatnya kebutuhan hunian. Menanggapi hal tersebut, banyak ilmuwan dan arsitek yang berusaha membuat terobosan baru dengan membuat konsep kota vertikal atau kota yang dibuat sejumlah bangunan tinggi dengan ratusan lantai.
Managing Director Lamudi Indonesia Mart Polman mengatakan meski konsep kota vertika dinilai dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkurangan,tetapi untuk membangun konsep tersebut tidak mudah. Ada tiga faktor yang menjadi kendala.
“Tiga hal tersebut adalah modal, adaptasi lingkungan, dan desain,” katanya dalam laporan lamudi terbaru yang dikutip Bisnis, Sabtu (14/5).
Polman mengatakan saat ini, ide tentang kota vertikal masih sebatas konsep, dan penghalang terbesar untuk mengubah konsep menjadi kenyataan adalah urusan modal. Untuk menciptakan dan merawat kota seperti itu akan membutuhkan dana dan waktu yang sangat banyak. Pengembang dan pemerintah nantinya harus saling bersinergi membuat konsep ini menjadi hemat biaya.
Tak hanya itu, kata Polman, biasanya masyarakat akan merasa nyaman jika berada di luar ruangan atau lingkungan yang alami. Sedangkan di kota vertikal, hal tersebut harus diciptakan dengan desain yang baik. Salah satunya dengan cara membuat langit-langit transparan atau menggunakan kaca tembus pada bagian eksterior.
“Salah satu hal terpenting pembangunan kota vertikal adalah, desain gedung, contohnya seperti memisahkan area kerja dan residensial. Transportasi internal akan banyak menggunakan lift serta monorel. Kenyamanan sangat dibutuhkan dan patut untuk dipertimbangkan terlebih dahulu, menghindari segala hal buruk yang akan terjadi bila tidak didesain secara benar.”
Polman menambahkan salah satu negara yang gencar akan pembangunan kota vertikal adalah China. Saat ini China berencana akan membangun gedung tertinggi di dunia, bangunan ini direncanakan akan dibuat setinggi 838 meter. Pembangunan tersebut diestimasikan akan memakan waktu hanya 90 hari.
Bangunan setinggi 202 lantai tersebut, nantinya akan terdapat hotel, rumah sakit, kantor, juga toko di dalamnya. Untuk transportasi ada 104 lift dengan kecepatan tinggi.
“Sedangkan hari ini, gedung tertinggi di dunia masih dipegang oleh Burj Khalifa di Dubai yang memiliki tinggi 828 meter tetapi hal akan segera disusul oleh Kingdom Tower di Jeddah yang diestimasikan tingginya mencapai lebih dari 1,000 meter,” pungkas Polman.