Bisnis.com, PEKANBARU – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Riau mengembangkan benih bawang merah bersertifikat untuk membantu produksi komoditas itu, yang diketahui sangat besar pengaruhnya pada inflasi daerah setempat.
Kepala UPT Balai Benih Induk Hortikultura Distanak Provinsi Riau Suryani Has mengatakan sejak tahun lalu pihaknya sudah memulai program pengembangan benih bawang merah di satuan kerja tersebut.
“Dimulai di 2015 lalu, kami mengembangkan benih bawang merah jenis Bima Brebes di lahan seluas 1,5 hektare. Hasilnya kami mendapatkan benih seberat 4,8 ton. Dari keberhasilan ini kami melanjutkan program di 2016 dan ditingkatkan,” katanya kepada Bisnis, Jumat (15/4).
Dia mengatakan tahun ini pihaknya mengembangkan bibit bawang itu di lahan seluas 3 hektare dengan perkiraan produksi benih seberat 5 ton di setiap hektare lahan tersebut, sehingga diharapkan didapat 15 ton benih sampai program diselesaikan.
Hasil benih yang diproduksi itu kata dia, telah dipesan oleh tiga kelompok tani penangkar untuk ditanam ulang di lahan masing-masing. Ketiga poktan itu berlokasi di Pekanbaru.
Sebagai daerah yang sangat bergantung dengan pasokan bawang merah dari daerah tetangga bahkan impor dari Thailand, pengembangan dan budidaya komoditas ini di daerah Riau didukung penuh oleh pemda.
“Kami melihat ada peluang besar dari pengembangan dan budidaya bawang merah di Riau, karena permintaan terus meningkat sementara pasokannya masih bergantung dari daerah tetangga dan impor,” katanya.
Untuk itu pemda kata dia mengupayakan sosialisasi secara berkelanjutan kepada semua kelompok tani yang ada di daerahnya tentang peluang dan manfaat budidaya bawang merah, sehingga petani mau menanam bawang di lahannya.
Dia menambahkan bila dihitung secara kasar, keuntungan yang didapatkan dari budidaya bawang merah ini bila untuk konsumsi, bukan benih bawang, bisa mencapai 100% dari biaya produksi yang dikeluarkan, khususnya untuk produksi tahap kedua.
Sebelumnya Bank Indonesia Perwakilan Riau meminta pemda untuk memangkas jalur distribusi bahan pangan agar dapat dapat meningkatkan taraf ekonomi petani dan menjaga stabilitas harga sembako.
Kepala Perwakilan BI Riau Ismet Inono sejauh ini dari pantauan tim pengendali inflasi daerah setempat, mata rantai distribusi bahan pangan seperti beras, cabai merah, dan bawang merah di daerah itu mencapai 7 pihak, dan diharapkan bisa dipangkas hanya tinggal 3 pihak saja.
“Kami harapkan bagaimana jalur distribusi yang selama ini sampai 7 pihak bisa dipangkas menjadi 3 pihak saja, dengan berkurangnya jalur tersebut harga komoditas menjadi lebih stabil dan keuntungan yang didapatkan petani bisa lebih meningkat,” katanya.
Adapun daerah yang mengembangkan bawang merah di Provinsi Riau yaitu Kabupaten Kampar, serta Kota Pekanbaru dengan dukungan program kerja oleh dinas terkait dan dukungan dana sosial sejumlah perusahaan setempat.
Riau Kembangkan Benih Bawang
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Riau mengembangkan benih bawang merah bersertifikat untuk membantu produksi komoditas itu, yang diketahui sangat besar pengaruhnya pada inflasi daerah setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Gemal Abdel Nasser P. Arif Gunawan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu