Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat memacu produksi udang windu pada tahun ini guna mendongrak permintaan ekspor.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Jabar Jafar Ismail mengatakan produksi udang windu saat ini mengalami penurunan akibat banyaknya penyakit menjangkiti komoditas itu.
"Udang windu sampai saat ini paling mahal dibanding vaname. Namun sekarang kalah produksinya karena sering terkena penyakit dari pencemaran lingkungan," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (10/3/2016).
Oleh karena itu, Diskanlut pada tahun ini akan memperbaiki benih udang windu yang tahan terhadap pencemaran lingkungan. Benih tersebut didapat dari beberapa wilayah antara lain Jepara, Bali, dan Jawa Timur.
Menurutnya upaya yang dilakukan antara lain dengan mengembangkan benur (benih udang) melalui berbagai penelitian. "Benih unggul udang windu itu saat ini sedang dikembangkan di Pangandaran sebagai pusat pengembangannya," ujarnya.
Pihaknya akan menghidupkan kembali produksi udang windu mulai tahun ini yang difokuskan di Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon. “Keempat daerah ini, dulu memang menjadi sentra udang windu di Jabar.”
Di samping itu, pihaknya akan membenahi lokasi tambak udang windu yang selama ini kurang tertata rapi. "Kami sekarang melakukan perbaikan tambak salah satunya dengan sistem plastik mulsa agar udang tahan terhadap penyakit," ujarnya.
Berdasarkan catatan, produksi udang windu saat ini mencapai 40 ton per bulan, sebelumnya pada tahun 1980-an bisa mencapai 100 ton per bulan.