Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia berencana menambah kapasitas kursi pesawat pada tahun ini dengan mengombinasikan pesawat berbadan sempit dan lebar untuk rute penerbangan di lima kota besar.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) M. Arif Wibowo mengatakan langkah itu merupakan antisipasi dari kebijakan pemerintah yang ingin menjadikan rerata pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng maksimal 60 pergerakan per jam.
“Ini memang sudah masuk dalam plan kami, untuk memperbesar kapasitas, terutama pada high density route. Kami akan mixed penerbangannya menggunakan pesawat narrow body dan wide body,” katanya di Jakarta, Senin (4/1/2015).
Saat ini, GIAA telah melakukan kombinasi penggunaan pesawat berbadan sempit (narrow body) dan berbadan lebar (wide body) di kota-kota besar, antara lain Medan, Balikpapan, Ma kassar, Denpasar dan Surabaya.
Pada tahun ini, dia memprediksi pertumbuhan permintaan transportasi udara akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Oleh karena itu, Arif menyatakan penggunaan pesawat berbadan lebar untuk rute domestik akan terus ditambah.
“Sepanjang ada demand, kami akan terus meningkatkan kapasitas kursi pesawat, terutama dengan menggunakan pesawat wide body untuk rute-rute domestik,” ujarnya.
Guna mendukung rencana tersebut, GIAA bakal kedatangan enam pesawat berbadan lebar baru pada tahun ini, yakni lima pesawat Airbus A330 dan Boeing 777. Adapun, pesawat Boeing 777 itu bakal datang pada bulan ini.
Saat ini, Garuda Indonesia Group mengoperasikan 181 pesawat terdiri dari 8 pesawat Boeing 777-300ER, 22 pesawat Airbus A330-200/300, dua pesawat B747-400, dan 10 unit pesawat ATR72-600.
Selain itu, grup maskapai pelat merah itu juga memiliki 15 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, 88 pesawat Boeing 737-300/500/800NG, dan 36 pesawat Airbus A320, dengan rata-rata usia pesawat 4,7 tahun.
TERMINAL 3
Di sisi lain, Arif yang juga menjabat Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) berharap pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng sudah dapat digunakan secara penuh pada Mei 2016.
Menurutnya, keberadaan Terminal 3 tersebut sudah sangat mendesak guna menaikkan kapasitas daya tampung penumpang pesawat udara dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta.
“Bandara kan sekarang sudah crowded, terutama ketika penanganan bagasi. Saat peak season, bagasi ini selalu lama penanganannya. Jadi diharapkan Mei itu selesai, sehingga kami dan anggota SkyTeam sudah bisa pindah ke hub terbesar,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Budi Karya Sumadi menuturkan pihaknya siap mengoperasikan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sesuai jadwal yang telah ditetapkan yakni pada Mei 2016.
Menurutnya, keberadaan Terminal 3 tersebut sangat penting demi kelancaran arus lalu lintas penerbangan. Selain itu, terminal tersebut juga diklaim bakal mendongkrak pendapatan perseroan, terutama dari pendapatan aeronautika.
“Seiring beroperasinya Terminal 3, kami optimistis arus penumpang di bandara, tumbuh 5% pada tahun ini, lebih baik ketimbang tahun lalu yang turun 3%,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA).
Seperti diketahui, PT AP II menargetkan pendapatan perseroan pada tahun ini mencapai Rp7,5 triliun, atau batas bawah dari target pendapatan perseroan sebelumnya sebesar Rp7,5 triliun-Rp7,7 triliun.
Dari total target Rp7,5 triliun tersebut, rencananya sebanyak 60% atau sekitar Rp4 triliun berasal dari pendapatan aeronautika, adapun 40% sisanya disumbang dari pendapatan kargo, komersial, parkir dan lain sebagainya.()