Bisnis.com, TANGERANG—Meski tetap terdaftar dalam dalam tiga besar komoditas nonmigas yang berkontribusi terbesar dalam ekspor Provinsi Banten, ekspor plastik mengalami penurunan penjualan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Banten melansir ada penurunan nilai ekspor sebesar 25,23% menjadi US$566,92 juta. Angka ini merupakan perolehan kumulatif Januari – Oktober 2015 secara year on year.
Adapun perolehan secara bulanan tercatat US$55,52 juta pada Oktober. Jumlah ini susut 11,39% dari bulan sebelumnya yang mencapai US$62,66 juta.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Banten Budiharto Setyawan menyatakan industri plastik sempat melambat cukup dalam di awal tahun akibat menguatnya dolar AS dan tingginya bea masuk bahan baku.
“Secara tahunan industri plastik tetap mengalai tekanan dibandingkan kondisi tahun lalu,” ucap dia dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Banten, Senin (7/12/2015).
Situasi itu terutama dipengaruhi kapasitas produksi bahan baku yang terbatas di Tanah Air. Sebagian besar bahan baku plastik berupa polipropilena dan polietilena masih diimpor.
Budiharto menjelaskan pembelian dari luar negeri tak terhindarkan karena kapasitas kilang minyak di dalam negeri minim. Walhasil produksi bahan baku nafta dan kondensat kurang.