Bisnis.com, JAKARTA - Lesunya sektor pertambangan di pasar global membuat produksi alat besar nasional anjlok hingga 60% dari total kapasitas produksi per tahun.
Jamalludin, Ketua Asosiasi Industri Alat Besar Indonesia (Hinabi), mengatakan 70% alat besar yang diproduksi dalam negeri untuk sektor pertambangan. Anjloknya harga komoditas pertambangan berimbas kepada anjloknya produksi alat besar di dalam negeri.
“Saat ini produksi alat besar nasional sedang drop, karena hanya memproduksi 4.000 unit per tahun dari total kapasitas produksi yang mencapai 10.000 unit per tahun,” katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (15/10/2015).
Jamalludin menuturkan meski 20% produksi alat besar dalam negeri diperuntukan untuk ekspor, pengusaha masih memerlukan dukungan pemerintah, sehingga industri tersebut dapat tumbuh dengan baik.
Salah satunya adalah penghentian impor alat besar yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Dengan cara itu, diharapkan mampu menggenjot penggunaan alat berat yang diproduksi di dalam negeri.
“Saat ini hampir separuh alat besar yang digunakan adalah impor. Padahal kualitas produksi dalam negeri tidak kalah,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan pemerintah akan terus berkoordinasi dengan pelaku usaha industri alat besar nasional, untuk mencari jalan keluar dari setiap persoalan yang ada.
Apalagi saat ini sudah banyak alat besar yang diproduksi di dalam negeri dengan tingkat kandungan dalam negeri lebih dari 50%.