Bisnis,com, SEMARANG - Produk pangan olahan berbasis bahan lokal mulai mulai mendominasi komoditas ekspor produksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Jawa Tengah.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng Gayatri Indah Cahyani mengatakan banyaknya permintaan terhadap produk kuliner khas itu bahkan membuat beberapa UKM kewalahan memenuhi permintaan.
“Memang kuliner punya peluang yang lebih besar, tinggal kemampuan sumber daya manusia, kualitas, dan kontinyuitas produksinya yang ditingkatkan,” kata Gayatri, Selasa (6/10/2015).
Beberapa produk kuliner unggulan yang sudah merambah pasar ekspor a.l. produk olahan carica, gula semut, biji kopi, dan kripik tempe dengan pusat produksi tersebar cukup merata dari Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Surakarta, Salatiga, dan Magelang.
Adapun negara tujuan ekspor produk-produk itu adalah sejumlah negara sekawasan, seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Hingga Jepang, Korea, dan China.
Gayatri mengungkapkan dari segi rasa produk kuliner UMKM Jateng sudah sangat bersaing. Kelemahan terletak pada kemasan yang kurang menarik.
Pertumbuhan produk kuliner ini juga perlahan menggeser dominasi sektor tekstil dan perkayuan dalam ekspor UMKM produksi Jateng, kendati kontribusi produk kuliner terhadap ekspor Jateng masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua sektor tadi.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekspor bahan makanan dan minuman olahan Jateng mewakili sekitar 3,34% nilai ekspor kumulatif selama Januari-Agustus 2015 dengan nilai US$121,14 juta.
Sementara itu, tekstil masih mendominasi dengan peranan terhadap total ekspor mencapai 42,5% dan bernilai lebih dari US$1,5 miliar, menyusul di belakangnya produk kayu olahan yang mencapai 18,62%.
Gayatri menambahkan, pihaknya berupaya memperluas jaringan dan mitra UMKM untuk mempertemukan produsen dengan pembeli strategis. “Kemarin kita ke Batam dan besok kita ke bali. Di sana kan yang beli juga turis,” tuturnya.
Di sisi lain, Pemerintah pusat juga meminta Dinkop UMKM Jateng untuk berperan lebih besar dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mengingat jumlah UMKM Jateng yang mencapai 3,5 juta unit.
Pasalnya, pemerintah juga harus mengejar target penyaluran KUR senilai Rp30 triliun hingga akhir tahun ini. Target itu lantas diturunkan menjadi Rp20 triliun karena dianggap lebih realistis.
Data terakhir Dinkop UMKM mencatat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyalurkan KUR senilai Rp90 miliar sedangkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menyalurkan Rp50 miliar, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memberikan Rp500 juta untuk KUR di Jateng.