Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stabilkan Harga Pangan, Kemendag Buka 'Depo Bapok Kita'

Kementerian Perdagangan memfasilitasi pembentukan Depo Bapok Kita untuk memangkas distribusi guna menstabilkan harga barang kebutuhan pokok (bapok)
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kedua kanan) didampingi Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayati (kanan) meresmikan Depo Bahan Pokok (Bapok) Kita di pasar Kramat Jati, Jakarta, Senin (10/8). Pembentukan Depo Bapok Kita tersebut bertujuan untuk memangkas rantai distribusi komoditas yang terlalu panjang sehingga diharapkan mampu menurunkan harga di tingkat konsumen. /ANTARA
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kedua kanan) didampingi Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayati (kanan) meresmikan Depo Bahan Pokok (Bapok) Kita di pasar Kramat Jati, Jakarta, Senin (10/8). Pembentukan Depo Bapok Kita tersebut bertujuan untuk memangkas rantai distribusi komoditas yang terlalu panjang sehingga diharapkan mampu menurunkan harga di tingkat konsumen. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan memfasilitasi pembentukan Depo Bapok Kita untuk memangkas distribusi guna menstabilkan harga barang kebutuhan pokok (bapok).

Pasalnya, panjangnya rantai distribusi selama ini ditengarai sebagai penyebab utama meningkatnya harga komoditas dari daerah asal ke pasar tujuan, yang ditaksir hingga 15%.

“Pembentukan Depo Bapok Kita bertujuan memangkas rantai distribusi komoditas yang terlalu panjang sehingga berdampak pada tingginya harga di tingkat konsumen,” tegas Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dalam siaran pers Kemendag, Senin (10/8/2015).

Menurutnya, pembentukan Depo Bapok Kita didasarkan pada nota kesepahaman antara Perusahaan Umum (Perum) Bulog dengan PD. Pasar Jaya, Pusat Koperasi Pedagang Pasar DKI Jaya, Bank BRI, dan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir (BLU-LPDB) yang selanjutnya disebut PIHAK KITA.

Adapun, mekanisme Depo Bapok Kita yaitu Bulog sebagai pemasok utama akan menyediakan barang kebutuhan pokok langsung dari petani ataupun importir yang nantinya akan diperjualbelikan di kios yang telah disediakan di pasar setempat.

Selain panjangnya rantai distribusi, faktor lain yang mempengaruhi harga di tingkat konsumen yang perlu dibenahi yaitu peran bandar barang kebutuhan pokok di pasar induk yang dominan dalam menentukan harga dan relatif lemahnya akses pembiayaan para pedagang di pasar rakyat.

“Upaya ini juga untuk memfasilitasi pedagang pasar rakyat agar mendapatkan akses pembiayaan dengan mekanisme lebih sederhana, mudah, cepat, dan dengan bunga yang lebih ringan,” tutur Rachmat.

Akses pembiayaan pedagang pasar akan diatur secara bilateral antara Koperasi Pasar/Lembaga Keuangan Bank-Lembaga Keuangan Non-Bank (Koppas/LKB-LKNB) dan pedagang.

Bagaimanapun, Rachmad mengaku pembenahan yang dilakukan ini akan menimbulkan pro dan kontra. Namun, dia optimistis pembentukan depo ini akan mengikis pengeluaran ekstra para pedagang yang selama ini dibebankan kepada konsumen.

“Memang tidak mudah melakukan perbaikan, namun jika semua instansi bekerja sama bukan tidak mungkin hal ini dapat terlaksana. Ke depan akan ada sepuluh Depo Bapok Kita di wilayah Jakarta hingga akhir tahun,” pungkas Mendag.[]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper