Bisnis.com, JAKARTA - Hasil referendum Yunani membuat situasi moneter di Eropa semakin tidak pasti. Kondisi tersebut meningkatkan volatilitas pasar di emerging market, termasuk Indonesia.
Hasil refendum Yunani menguatkan posisi pemerintah Perdana Menteri Alexis Tsipras yang bersikukuh meminta pengurangan syarat penghematan dalam paket dana talangan Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), Komisi Eropa dan IMF.
Ekonom OCBC, Wellian Wiranto mengatakan dampak Yunani ke Indonesia menular melalui sentimen pasar global.
“Ada kemungkinan gejolak ekonomi dari Yunani masih akan berlanjut karena rasa percaya yang minim antara pihak kreditor dengan Pemerintah Yunani,” kata Wellian kepada Bisnis.com, Senin (6/7).
Dia mengatakan perkembangan kemarin membuat pelaku pasar global semakin dirundung oleh ketidakpastian.
Ketidakpastian membuat pasar di emerging market dalam beberapa waktu ke depan terombang-ambing antara berita positif dan berita negatif yang muncul tentang situasi Eropa.
Volatilitas bisa lebih tinggi di pasar Indonesia di saat volume perdagangan di bursa dan pasar obligasi menyusut menjelang libur panjang Lebaran.
“Aset-aset yang biasanya paling banyak dipegang investor asing akan menjadi sorotan karena paling terpengaruh oleh sentimen global,” kata Wellian.