Bisnis.com, JAKARTA— Perkembangan bisnis sektor jasa China mulai melambat pada Juni di saat peningkatan industri manufaktur belum mampu mencapai level ekspansi.
HSBC China Services PMI yang diterbitkan Jumat (3/7/2015) tersurvei turun dari 53,5 pada Mei menjadi 51,8 pada Juni.
Sementara itu indeks manufaktur China, yang dirilis sebelumnya, tersurvei meningkat dari 49,2 pada Mei menjadi 49,4 pada Juni.
Biaya operasional industri jasa semakin meningkat pada Juni. Di sisi lain, biaya produksi industri manufaktur makin merosot seiring harga bahan mentah yang terus melemah.
Pelambatan ekspansi penyedia jasa di Tiongkok dan kinerja pabrik yang masih terkontraksi membuat indeks PMI gabungan China turun pada Juni dibandingkan bulan sebelumnya, meski masih berada di angka ekspansi yaitu di atas 50..
HSBC China Composite PMI menyatakan indeks PMI gabungan China turun dari 51,2 pada Mei menjadi 50,6 pada Juni.
Indeks PMI merupakan indikasi pertumbuhan bisnis dengan level 50 dan lebih besar menunjukkan ekspansi. Data Juni mengindikasikan dunia usaha China hanya sedikit berekspansi pada bulan tersebut.
“Industri manufaktur yang masih lesu dikombinasikan dengan pelambatan pertumbuhan sekor jasa bisa mendorong otoritas mengeluarkan stimulus baru di semester II/2015,” kata Annabel Fiddes, ekonom dari Markit dalam rilis Markit Economics.
HSBC China Services PMI
Bulan | Indeks PMI |
Juni | 51,8 |
Mei | 53,5 |
April | 52,9 |
Maret | 52,3 |
Februari | 52 |
Sumber: Markit Economics
HSBC China Composite PMI
Bulan | Indeks PMI |
Juni | 50,6 |
Mei | 51,2 |
April | 51,3 |
Maret | 51,8 |
Februari | 51,8 |
Sumber: Markit Economics