Bisnis.com, JAKARTA— Warga Yunani yang memilih “yes” pada referendum pada Minggu (5/7/2015) akan bersiap untuk menghadapi krisis ekonomi paling parah selama bertahun-tahun, menurut pakar ekonomi peraih hadiah Nobel, Joseph Stiglitz.
Referendum yang disebut para pemimpin di Berlin dan Paris sebagai keputusan untuk menentukan nasib euro, akan memungkinkan warga Yunani mendukung atau menolak paket bantuan yang ditawarkan kreditor.
“Pilahan ‘yes’ adalah untuk depresi,” ujar profesor dari Columbia University yang juga mantan Ekonom Bank Dunia tersebut sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (1/7/2015).
Menurutnya pilihan itu sangat berbahaya.
Sedangkan pilihan “No” tidak berarti bahwa Yunani akan meninggalkan euro.
Apa yang dikatakan adalah bahwa tawaran Anda yang terakhir tidak bisa diterima, ujar Stiglitz.
Jika Yunani memilih untuk menolak kebijakan tersebut maka apa yang dikatakan kepada Eropa adalah: “Ini merupakan sebuah kenyataan dan warga kami tidak akan menerima krisis selama tiga, empat atau luma tahun,” ujar Stiglitz.