Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia Aircraft Maintenance Services Association kembali menyelenggarakan konferensi industri perawatan pesawat terbang Aviation Maintenance, Repair And Overhaul Indonesia untuk ketiga kalinya.
Ketua Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA) Richard Budihadianto mengatakan industri jasa perawatan pesawat terbang atau yang dikenal sebagai maintenance, repair and overhaul (MRO) memegang peranan penting dalam masa depan dirgantara Indonesia.
“Dengan pertumbuhan industri penerbangan nasional berkisar 15%-20%, akhirnya menambah jumlah pesawat yang tentunya membutuhkan perawatan,” ujarnya, Selasa (12/5/2015).
Dia mengatakan ongkos belanja industri penerbangan untuk perawatan dan perbaikan pesawat mencapai US$850 juta pada 2014, atau meraup 12%-15% dari beban pokok perusahaan. Angka ini diprediksi akan meningkat hingga US$900 juta pada tahun ini dan menjadi US$2 miliar pada 2020.
“MRO [maintenance, repair and overhaul] Indonesia baru bisa menyerap 30% dari nilai tersebut,” ujarnya, Selasa (12/5).
Menurut Richard, konferensi ini akan mempertemukan industri MRO dalam negeri dengan perusahaan dari luar negeri sehingga ada pengembangan kapasitas dan kapabilitas dalam industri ini.
Acara ini mengikutsertakan 400 peserta dari 15 negara, di antaranya Indonesia National Air Carriers Association (INACA), European Aviation Maintenance Training Committee, SR Technics, Air France Industries, Gallant Venture,PT Jas Aero Engineering Services dan SBU Merpati Maintenance Facility.
