Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FedEx Beli Perusahaan Jerman

Perusahaan logistik multinasional FedEx Corp. tengah berancang-ancang membeli perusahaan asal Jerman TNT Express senilai 4,4 miliar euro (US$4,8 miliar).
Perusahaan logistik multinasional FedEx Corp. tengah berancang-ancang membeli perusahaan asal Jerman TNT Express senilai 4,4 miliar euro (US$4,8 miliar)./JIBI
Perusahaan logistik multinasional FedEx Corp. tengah berancang-ancang membeli perusahaan asal Jerman TNT Express senilai 4,4 miliar euro (US$4,8 miliar)./JIBI

Bisnis.com, AMSTERDAM - Perusahaan logistik multinasional FedEx Corp. tengah berancang-ancang membeli perusahaan asal Jerman TNT Express senilai 4,4 miliar euro (US$4,8 miliar).

FedEx dan TNT mengatakan sejauh ini upaya akusisi itu tampaknya takkan terganjal oleh aturan. Pasalnya, dua tahun lalu United Parcel Service berencana membeli TNT tetapi gagal karena terhalang oleh regulasi.

Sementara itu kesepakatan antara kedua korporasi akan memberi akses bagi FedEx untuk masuk ke jaringan logistik Eropa milik TNT. Sebaliknya, TNT bisa memanfaatkan jaringan distribusi global perusahaan asal Amerika Serikat.

FedEx menawar saham TNT senilai delapan euro per lembar. Penawaran itu lebih tinggi sekira 33% dibandingkan harga penutupan saham TNT pada perdagangan terakhir di Amsterdam. Rencana aksi korporasi ini menyuntikkan sentimen positif terhadap saham perseroan sehingga nilainya melompat hingga 30% di awal transaksi kemarin.

FedEx menawarkan harga yang sangat menarik. FedEx selalu menjadi predator bagi TNT Express. Tawaran itu cukup bersaing, kata analis dari ABN Amro Maarten Bakker, seperti dikutip dariReuters,Selasa (7/4/2015).

Kesepakatan antara FedEx dan TNT itu direkomendasikan oleh dewan penasehat TNT. Bahkan, pemegang saham terbesar perseroan, PostNL menyatakan akan menawarkan 14,7% sahamnya pada FedEx.

Padahal harga yang ditawarkan UPS sebelumnya jauh lebih tinggi, yakni 9,5 euro per saham. Namun, proses akusisi itu berakhir di tengah jalan karena terhalang oleh pemerintah Eropa yang tak merestui aksi korporasi tersebut. UPS sempat berupaya melawan keputusan tersebut tetapi berakhir buntu.

Keputusan itu berimbas buruk bagi TNT. Pasalnya perseroan sudah mengkalkulasi rencana bisnisnya dan bergantung banyak pada jaringan logistic UPS untuk meningkatkan performanya.

Alhasil, untuk mengompensasi, TNT melancarkan restrukturisasi, memangkas biaya, operasi penjualan dan berinvestasi pada pembangunan jaringan. Kondisi tersebut diperparah dengan melemahnya perekonomian Benua Biru yang turut menggerus bisnis jasa pengantar paket.

TNT membukukan rugi bersih hingga 137 juta euro sepanjang kuartal terakhir 2014. Pada 2015 perusahaan mengestimasi akan mulai mencetak profit meski paling tidak TNT masih membutuhkan 250 juta euro dalam dua tahun ke depan untuk keperluan restrukturisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper