Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SWASEMBADA GULA: PTPN IX Siap Bangun PG Baru Senilai Rp1,7 Triliun

PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) tahun ini berencana membangun satu pabrik gula (PG) baru di Comal, Jawa Tengah dengan investasi senilai Rp1,7 triliun seiring dengan ketersedian lahan di daerah setempat.
Pabrik Gula/Antara
Pabrik Gula/Antara

Bisnis.com, SEMARANG—PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) tahun ini berencana membangun satu pabrik gula (PG) baru di Comal, Jawa Tengah dengan investasi senilai Rp1,7 triliun seiring dengan ketersedian lahan di daerah setempat. 

Direktur Utama PTPN IX Adi Prasongko mengatakan pembangunan pabrik gula sebagai langkah dukungan terhadap komitmen pemerintahan Kabinet Kerja yang mencanangkan swasembada gula pada 2018. Adapun target kapasitas produksi gula pada PG baru di Jateng bagian utara ini mencapai 10.000 ton cane per day (TCD).

Menurutnya, pembangunan PG yang menelan anggaran Rp1,7 triliun diperkirakan memakan waktu hingga 2 tahun-3 tahun. Pada tahun ini juga, ujarnya, pihaknya mengajukan anggaran revitalisasi dua pabrik lama senilai Rp1 triliun yakni PG Mojo Sragen dengan rincian investasi Rp500 miliar dan Pabrik Gula Rendeng di Kudus dengan investasi Rp500 miliar.

“Totalnya dana yang dibutuhkan Rp2,7 triliun. Tidak mungkin dana sebesar itu dari kami. Makanya kami minta pemerintah menyertakan penanaman modal dalam pembangunan pabrik dan revitalisasi pabrik lama,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (19/1).
 
Hingga saat ini, menurut Adi, pengajuan anggaran penyertaan modal negara masih digodok dan dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kendati demikian, pihaknya siap memberikan penjelasan secara detail terkait dengan kondisi pabrik gula di wilayahnya.

Menurutnya, realisasi produksi gula 2014 di wilayahnya hanya 139.000 TCD atau di bawah target 160.000 TCD. Pihaknya optimis dengan pembangunan PG dan revitalisasi pabrik, produksi gula di Jateng pada tahun mendatang bisa menembus 180.000 TCD.

Adi mengatakan PG lama di Jateng saat ini hanya mampu memproduksi gula sebanyak 2.500 TCD. Oleh sebab itu, dengan revitalisasi pabrik yang menggunakan mesin digital diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi menjadi 4.000 TCD.

“Saat ini tingkat rendemen pabrik gula rata-rata 6,5% dan kami siap meningkatkan menjadi 10%,” paparnya.

Pada kesempatan terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah menargetkan membangun 10 pabrik gula baru di Pulau Jawa dengan mesin digital dan tingkat efisiensi tinggi.
Untuk mencapai swasembada gula, produksi nasional harus mampu memenuhi kebutuhan gula konsumsi 2,8 juta ton dan gula industri 3 juta ton per tahun.

Pemerintah  memastikan untuk mencapai swasembada gula kristal putih, Indonesia harus merevitalisasi 52 pabrik gula milik badan usaha milik negara (BUMN) dan membangun 10-15 PG baru.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau APTRI Kendal Tardi SP menyatakan pembangunan pabrik baru harus diikuti dengan serapan hasil tebu dari petani. Jika tidak, ujarnya, nasib petani tebu kian suram.

“Bisa jadi petani tebu akan beralih menanam padi, karena hasil panen tebu tidak pernah dibeli oleh perusahaan,” paparnya.

Tardi menerangkan petani tebu merasa terpukul dengan adanya informasi pengambilan tebu yang masuk ke sejumlah pabrik gula justru diperoleh dari provinsi lain. Kondisi tersebut menimbulkan kekecewaan ratusan petani tebu terhadap pejabat pemerintah maupun swasta.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jateng Tegoeh Wynarno Haroeno mendorong peningkatan kapasitas produksi bagi pabrik gula yang ada di wilayahnya. Saat ini terdapat 12 PG di Jateng hanya mampu memproduksi gula sebanyak 31.000 ton per hari, padahal kapasitas produksinya mencapai 41.500 ton.

“Ke depan, produksi gula di wilayah ini harus ditingkatkan,” katanya.

Tegoeh memaparkan luas lahan tebu yang ada di wilayahnya mencapai 75.000 hektare atau bertambah setiap tahun seiring dengan banyaknya areal persawahan yang semula ditanami padi beralih menjadi tebu.

Data dari Dinas Perkebunan Provinsi Jateng menyebutkan pada 2012 hanya ada 67.168 hektare lahan tebu, dan bertambah menjadi 73.516 hektare pada 2013.

Dia mengutarakan perlu ada penambahan pabrik gula agar bisa menampung semua hasil panen tebu dari para petani karena tebu yang tidak bisa ditampung oleh pabrik gula terpaksa dikirim ke luar provinsi.

Proses produksi gula di pabrik baru, kata dia, sudah menggunakan karbonat asli yang lebih efisien.

“Untuk pabrik gula yang lama, paling tidak membutuhkan 1.000 pegawai, sedangkan pabrik baru hanya membutuhkan 100 orang, karena semua menggunakan teknologi canggih,” ujarnya.

Pemprov Jateng saat ini memiliki delapan pabrik gula yaitu Pabrik Gula Rendeng, PG Sragi, PG Sumberharjo, PG Pangkah, PG Jatibarang, PG Tasikmadu, PG Mojo, dan PG Gondang Baru, sedangkan pabrik gula yang dikelola swasta adalah PG Cepiring, PG Pakis Baru, PG Trangkil, serta PG Blora.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper