Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor TPT Dipatok Capai US$36 M pada 2019

Industri tekstil dan produk tekstil ditargetkan bisa mencapai peningkatan ekspor sebesar tiga kali lipat dalam lima tahun mendatang.nn
Industri tekstil dan produk tekstil ditargetkan bisa mencapai peningkatan ekspor sebesar tiga kali lipat dalam lima tahun mendatang./JIBI
Industri tekstil dan produk tekstil ditargetkan bisa mencapai peningkatan ekspor sebesar tiga kali lipat dalam lima tahun mendatang./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA -- Industri tekstil dan produk tekstil ditargetkan bisa mencapai peningkatan ekspor sebesar tiga kali lipat dalam lima tahun mendatang.

Saat ini penjualan tekstil dan produk tekstil (TPT) ke luar negeri berkisar US$12,68 miliar setara 11,22% pencapaian total ekspor industri nasional. Target peningkatan ekspor tiga kali lipat maka pada 2019 nilainya bakal mencapai US$36 miliar.

Hal itu dijelaskan Menteri Perindustrian Saleh Husin di sela kunjungan kerja ke pabrik tekstil PT Dhanar Mas Concern di Bandung, Jawa Barat. Adapun perusahaan TPT lain yang turut dikunjungi ialah PT Metro Garmin dan PT Badjatex.

"Neraca perdagangan tekstil dan produknya surplus sebesari US$4,21 miliar," tutur Saleh, Selasa (13/1/2015).

Di tengah defisit neraca perdagangan sejak 2012, industri TPT tetap surplus rerata US$4,3 miliar dengan kontribusi ekspor di atas 10% terhadap seluruh ekspor nasional. Produk tekstil sendiri menyumbang 8,67% PDB industri pengolahan nonmigas dengan serapan tenaga kerja 10,6% dari total pekerja di sektor manufaktur.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan sejalan dengan peningkatan ekspor TPT hingga tiga kali lipat maka dibutuhkan tambahan tenaga kerja 6 juta orang. Hal ini bukan perakara muda, kendati banyak tenaga kerja produktif tetapi kenyataannya perusahaan TPT kesulitan mendapatkan pekerja sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

"Tambahan tenaga kerja enam juta orang kalau ekspor naik tiga kali lipat. Per tahun Presiden Jokowi sendiri kan menargetkan harus terserap dua hingga empat juta orang," ucapnya.

Dalam sasaran pembangunan industri Kemenperin tercatat 14,9 juta tenaga kerja di seluruh sektor industri pada tahun lalu. Sedangkan tahun ini ditargetkan mencapai 15,5 juta orang.

Ketua Umum API Jawa Barat Jusak Sulaiman menyatakan industri TPT adalah bidang usaha yang berperan penting bagi negara, bukan cuma karena kontribusi ekspornya tetapi juga serapan tenaga kerjanya. Sekitar 60% industri tekstil tetap di Jawa Barat kendati pebisnis perlahan mulai beralih ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Selama lima tahun terakhir TPT sumber devisa negara US$5 miliar. Kami memberikan net devisa untuk negara," ucap dia.

Sejalan dengan target pemerintah menggenjot ekspor, pelaku usaha justru meramalkan bisnis TPT beberapa tahun mendatang stagnan. Sejumlah kendala selain masalah upah minimum tenaga kerja dan kenaikan tarif listrik juga menyangkut suku bunga bank yang dirasa cukup berat antara 13% - 15%.

Salah satu program yang disediakan pemerintah untuk membantu pebisnis TPT bertahan adalah restrukturisasi mesin dan peralatan. Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kemenperin Ramon Bangun sempat menyampaikan tahun ini diajukan permintaan restrukturisasi senilai total Rp140 miliar, tahun lalu sekitar Rp103 miliar.

Alokasi untuk setiap perusahaan yang dapat fasilitas tersebut sekitar Rp1,1 miliar. Program restrukturisasi mesin membantu peningkatan kapasitas produksi antara 14% - 25%, produktivitas 4% - 9%, efisiensi energi 2% - 7%, dan serapan tenaga kerja sekitar 121.000 orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper