Bisnis.com, KLATEN – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung berdiri dari tempat duduknya begitu melihat sapi–sapi besar dan gemuk melintas di jalan tak jauh di sebelah kanan. Dia pun maju dan segera membidikkan kamera gadget-nyauntuk mengambil gambarnya.
Ganjar tampak beberapa kali duduk dan berdiri, hingga giliran terakhir sapi yang dituntun pemiliknya berlalu pergi. Sapi-sapi itu peserta Kontes Sapi Lokal se-Jateng dan DIY di Klaten, Sabtu (22/11/2014). Ada 60 sapi pilihan yang lolos seleksi untuk mengikuti kontes ini.
“Acara ini sangat membanggakan. Postur sapinya mimpluk-mimpluk [ Besar-besar dan gemuk-gemuk]. Saya jadi optimistis, bahwa kita bisa mengurus sendiri kebutuhan pangan kita, terutama sapi, dan daging sapi,” ujar Gubernur Ganjar dalam sabutannya.
Hadir dalam acara tersebut di antaranya Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Syukur Iwantono, Bupati Klaten Sunarna, Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus, dan advisor PT Widodo Makmur Perkasa, Tumiyana.
Ganjar menegaskan bahwa Jawa Tengah bersedia dan mampu menjadi salah satu lumbung sapi, juga kedelai. Untuk itu, politik pertanian perlu disusun dengan baik, melalui kemitraan yang disebut ABG: academy, business, dan government.
Saat ini, katanya Jawa Tengah menjadi pemasok terbesar kebutuhan sapi nasional, setelah Jawa Timur. Akan tetapi, dengan potensi yang dimiliki serta kerja kerja dan sinergi ABG, Jawa Tengah akan menjadi peringkat pertama pemasok sapi.
Dia mengungkapkan potensi itu ialah lahan. Selain swasta dan BUMN, seperti PTPN, pemerintah juga memiliki lahan, apakah itu lahan milik pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten kota. Adapun strateginya ialah ABG.
“Tidak ada cara lain untuk mewujudkan swasembada kecuali dengan kemitraan ABG," katanya.