Bisnis.com, SOLO-- Biaya untuk perawatan pesawat terbang yang beroperasi di Indonesia tahun ini mencapai sekitar Rp10 triliun.
Peluang kerja di sektor ini cukup menjanjikan dan semuanya belum bisa ditangani oleh tenaga kerja dalam negeri, kata Harkandri M.Dahles pada Wisuda Basic Aircraft Structure Batch 3 dan Penandatanganan Amandemen Perjanjian Kerja sama antara Solo Technopark dengan PT GMF Aero Asia di Solo, Rabu (5/11/2014).
PT GMF Aero Asia anak usaha PT Garuda Indonesia yang bergerak dalam teknisi pesawat sampai saat ini baru bisa mengusai 30 persen dari dana perawatan pesawat yang ada di Indonesia tersebut.
"PT GMF Aero Asia sekarang ini baru mampu menguasai sekitar 30% untuk perbaikan pesawat terbang yang beroperasi di Indonesia ini, sedang sisanya 70% lari keluar negeri," ujar Human Capital dan Corporat Affairs PT GMF Aero Asia Harkandri M. Dahles.
Ia menyebutkan sebenarnya untuk peluang usaha di sektor ini cukup besar, tetapi sangat terbatas untuk tenaga ahli yang ada.
"Kami bekerja sama dengan Solo Technopak ini dalam rangka untuk mencetak tenaga-tenaga yang trampil dan ahli bidang tersebut," katanya.
Menurutnya, lulusan tahun ini sebanyak 23 orang dan semuanya langsung masuk kerja di perusahaan tersebut.
Direktur Eksekutif Solo Technopark L Sumadi mengatakan kepada mereka yang telah lulus menjalani pendidikan di lembaga ini diminta untuk tetap disiplin dan memperhatikan kaidah-kaidah yang diberikan selama pendidikan di Solo.
Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo mengatakan lembaga ini diharapkan bisa ditingkatkan tidak hanya satu tahun, tetapi bisa kejenjang yang lebih tinggi yaitu dengan program S1.
"Untuk sekolah seperti ini di Indonesia belum ada, maka kalau memungkinkan akan lebih baik dengan diperbaiki kurikulumnya dijadikan pendidikan program sarjana S1," katanya.