Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPHI: Indonesia Dorong Hepatitis Jadi Masalah Dunia

Indonesia menjadi salah satu negara pelopor dalam mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengakui bahwa penyakit hepatitis menjadi salah satu masalah kesehatan dunia, setelah Brasil melakukan hal serupa.
Indonesia harus selalu menunjukkan sikap leadership atau kepemimpinannya dalam hal penanganan penyakit hepatitis baik Hepatitis C ataupun B. /Bisnis.com
Indonesia harus selalu menunjukkan sikap leadership atau kepemimpinannya dalam hal penanganan penyakit hepatitis baik Hepatitis C ataupun B. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menjadi salah satu negara pelopor dalam mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengakui bahwa penyakit hepatitis menjadi salah satu masalah kesehatan dunia, setelah Brasil melakukan hal serupa.

"Kita dan Brasil mengusulkan pada sidang World Health Assembly pada 2010, di Geneva, Swiss, agar WHO mengakui penyakit ini sebagai bagian dari masalah kesehatan dunia karena memang prevalesinya tinggi," kata Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Rino A. Gani di Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Menurut dia, salah satu alasan mengapa Indonesia saat itu mendesak WHO agar menerima usulan tersebut karena jumlah kematian akibat penyakit ini setiap tahunnya cukup tinggi yakni mencapai 1 juta orang.

"Bayangkan saja satu juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit Hepatitis baik itu type B atau C. Jadi ini bukan persoalan kecil. Jika ini dibiarkan begitu saja dan akan terusan begitu, sehingga menjadi persoalan dunia," katanya.

Dia mengatakan usulan agar WHO mengakui penyakit hepatitis menjadi masalah kesehatan dunia dilontarkan oleh salah seorang anggota PPHI yang juga seorang tenaga ahli mantan Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih, yakni Prof David Mulyono.

"Jadi awalnya memang sejak lama kami berusaha ke WHO agar diakui. Bahkan kita pernah audiensi ke dirjen di kementerian, agar gimana nih masalah hepatitis. Tapi waktu itu di kementerian tidak ada slotnya atau tidak ada yang ngurusin," katanya.

Oleh karena itu, Indonesia harus selalu menunjukkan sikap leadership atau kepemimpinannya dalam hal penanganan penyakit hepatitis baik Hepatitis C ataupun B.

"Dan pada 2014 kita kembali mencanangkan lagi, diingatkan kembali. Waktu itu Indonesia mendapakan masukan agar lebih memperkuat program-programnya untuk menangani hepatiti bisa lebih agresif, sehingga pada 2015 sudah bisa masuk puskesmas penanganannya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper