Bisnis.com,JAKARTA – Kamar Dagang Industri menyarankan pemerintah agar memberikan keringanan khusus bagi pelaku usaha dalam rangka pembangunan gudang penyimpanan (cold storage) di wilayah Indonesia bagian Timur.
Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan kemudahan pajak dapat menjadi solusi untuk menggenjot pembangunan investasi cold storage di wilayah Timur, seperti di Maluku dan Papua.
“Potensi di Timur sangat besar, tapi biaya investasinya juga sangat besar. Mungkin imporcold storage-nya atau alatnya dikasi diskon tax holiday, kemudahan pajak, supaya pelaku usaha semangat,” katanya di Menara Kadin, Senin (25/8/2014).
Perbandingannya, Yugi mengatakan investasi cold storage di wilayah Indonesia Timur saat ini baru mencapai 10% dari total pembangunan cold storage di wilayah Barat Indonesia.
“Logistiknya itu yang mahal, maka sebaiknya jangan dipukul rata seperti di Jakarta. Bayangkan saja, jika pemda di sini investasi cold storage senilai US$10 miliar, tetapi sampai disana [Indonesia Timur] bisa US$25 miliar,” tuturnya.
Yugi mengusulkan agar pemerintah fokus pada wilayah tertinggal untuk membenahi infrastrukstur, sedangkan daerah yang sudah bisa berkembang sebaiknya difasilitasi oleh pemda dan pemerintah untuk diurus oleh swasta.
Soalnya, dia mengatakan jaminan infrastruktur, ketersediaan listrik, serta pasokan air bersih menjadi pertimbangan pelaku usaha untuk mengembangkan investasi cold storage.
“Pemerintah sebaiknya mengurusi daerah yang masih tertinggal saja, sedangkan, potensi bagus yang sudah berkembang biar pemerintah dan pemda yang memfasilitasi swasta, sehingga dana pemerintah yang besar itu bisa teralokasi ke wilayah yang tepat.” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Saut P. Hutagalung mengakui volume cold storage yang tersedia belum sebanding dengan hasil tangkapan, mengingat masih kurangnya ketersediaan listrik, terlebih untuk remote area (daerah yang tertinggal).
“Listrik masih menjadi kendala bisnis cold storage karena memerlukan listrik yang besar,” katanya saat dijumpai di tempat yang sama.
Menurut Saut, pemerintah telah mencoba menggalakkan tiga cara untuk memenuhi pasokan listrik yang diutamakan untuk pulau yang berpenduduk dan menggantungkan penghasilannya melalui laut, antara lain pembangunan mini hydro, solar energy, dan ocean thermal energy conversion (OTEC).
“Mini hydro sedang diidentifikasikan untuk menggerakkan listrik ini, terutama yang sudah diterapkan adalah solar energy. Tapi perawatan ini sangat susah. Daerah seperti Aceh sudah mencoba, kita harapkan saja ini mampu,” tuturnya.
Saat ini, Saut mengatakan hanya 580 perusahaan pengolahan yang memiliki cold storage di Indonesia. Jumlah tersebut dinilai masih minim untuk dapat memenuhi produksi ikan Indonesia yang mencapai 11 juta ton tahun lalu.