Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Junaedi menyarankan agar petani lebih banyak menggunakan sistem resi gudang (SRG) untuk memaksimalkan keuntungan.

 

Junaedi menjelaskan SRG merupakan salah satu instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh para petani, kelompok tani, Gapoktan, koperasi tani maupun pelaku usaha (pedagang, prosesor, pabrikan) sebagai suatu instrumen tunda jual dan pembiayaan perdagangan karena dapat menyediakan akses kredit bagi dunia usaha dengan jaminan barang (komoditas) yang disimpan di gudang.

 

“Hal ini sesuai dengan amanat UU Nomor 9 Tahun 2006 dan telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2011,” ujarnya, Senin (23/6/2014).

 

Kemendag bekerja sama dengan pemerintah daerah telah membangun sebanyak 98 gudang SRG di 78 Kabupaten di 21 Provinsi sejak 2009 sampai 2013. Khusus di Provinsi Bengkulu, telah dibangun 1 gudang SRG yang berlokasi di Desa Tabah Air Pauh, Tebat Karai, Kabupaten Kepahiang.

 

Tahun ini, Kemendag dan pemerintah daerah melakukan pembangunan 19 gudang di 19 kabupaten. Gudang yang dibangun dilengkapi dengan mesin pengering (dryer).

 

“Pembangunan gudang SRG merupakan komitmen pemerintah untuk membantu menghidupkan perekonomian daerah, mendorong tumbuhnya pelaku usaha di daerah dan sebagai sarana pengendalian stok nasional yang lebih efisien,” ujar Junaedi.

 

Dengan memiliki resi gudang, para pelaku usaha, khususnya petani, kelompok tani, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (UKM) dapat memperoleh kredit di bank tanpa memberikan jaminan atau aset tetap lainnya, seperti tanah, rumah, atau kendaraan bermotor.

 

“Jaminannya adalah resi gudang itu sendiri yang merupakan bukti kepemilikan barang yang disimpan di gudang, sehingga petani tidak perlu menjual hasil panennya langsung pada saat panen raya di mana harga sedang turun,” jelas Junaedi.

 

Junaedi melanjutkan bahwa pembiayaan resi gudang telah dilakukan oleh lembaga keuangan bank seperti BRI, Bank BJB, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Jateng, BPRS Bina Amanah Satria Purwokerto; maupun lembaga keuangan non-bank, yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (KUKM).

 

Nilai total pembiayaan yang telah diberikan sampai Juni 2014 sebesar Rp194,1 miliar atau rata-rata 70% dari nilai resi gudang yang diagunkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper