Bisnis.com, JAKARTA - Potensi mitigasi perubahan iklim melalui pengelolaan hutan produksi terganjal oleh banyaknya perusahaan pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) yang mengalami kesulitan beroperasi.
Awriya Ibrahim, Direktur Bina Usaha Hutan Alam Kementerian Kehutanan mengakui kondisi sulit yang kini terjadi pada bisnis pengusahan hutan.
Akibatnya, potensi tebangan yang bisa mencapai 14-17 juta m3/tahun, hanya bisa direalisasikan sekitar 5 juta m3/tahun dalam beberapa tahun terakhir.
“Kegiatan usaha harus diupayakan tetap menguntungkan sehingga kelestarian hutan produksi tetap bisa dipertahankan,” katanya dalam diskusi bertemakan: "Peran Hutan Produksi dalam Penurunan Emisi Karbon".
Herlina Hartanto, Direktur Program Teresterial The Nature Conservacy (TNC) Indonesia menyatakan, hutan produksi sejatinya masih mampu memainkan peran penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
“Hutan produksi yang dikelola dengan baik menyimpan karbon dalam jumlah besar dan bisa berperan dalam pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca yang dicanangkan sebesar 26% pada tahun 2020,” ujarnya .
Luas hutan produksi di Indonesia adalah 59,1 juta hektare dan mencapai 81,8 juta hektare jika memperhitungkan hutan produksi terbatas (HPT) dan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
